vitamin yg larut dalam air

Vitamin yang larut dalam air
Group ini terdiri dari vitamin B dan Vitamin C.
 
  vitamin B ternyata mengandung lebih dari satu vitamin, yang kemudian diberi nama B1, B2 dst. Kedelapan vitamin B berperan penting dalam membantu enzim untuk metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, dan dalam pembuatan DNA dan sel-sel baru.
Nama standar  Nama lain yang umum digunakan
Thiamin    Vitamin B1
Riboflavin   Vitamin B2
Niacin    Asam nikotinat, nicotinamida,   niasinamida, vitamin B3
Vitamin B6   Piridoksin, piridoksal, piridoksamin
Folat  Folasin, asam folat, asam pteroilglutamat,   vitamin B9
Vitamin B12  Kobalamin
Asam pantotenat  Vitamin B5
Biotin  Vitamin B8

Thiamin (Vitamin B1)
Kebutuhan
RDA untuk thiamin adalah 0,5 mg/1000 kkal perhari. Diperkirakan konsumsi rata-rata makanan per hari sekitar 2000 kkal/orang, jadi RDA untuk thiamin sekitar 1 mg perhari. Makanan yang seimbang akan memberikan cukup thiamin. Orang yang berpuasa atau melakukan diet harus memastikan bahwa mereka mendapat sejumlah thiamin yang sama seperti dalam 2000 kkalori makanan.
Sumber-sumber utama
Daging babi merupakan sumber yang sangat baik untuk thiamin, sama seperti ragi, hati, biji bunga matahari, sejumlah padi, biji-bijian, kacang polong, semangka, tiram, oatmeal dan tepung terigu.
Fungsi
Thiamin merupakan bagian dari TPP, yaitu koenzim yang dibutuhkan untuk metabolisme energi. Sistem syaraf dan otot tergantung pada thiamin.
Gejala kekurangan
Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka panjang. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras ‘poles' (polish rice) tersebar luas. Beras yang dipoles mengakibatkan pembuangan kulit yang kaya akan thiamin. Beri-beri dapat merusak sistem syaraf dan keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan kelumpuhan.
Keracunan
Kebutuhan
RDA untuk niacin adalah 6,6 mg NE (niacin equivalents)/ 1000 kkal, atau 13 mg perhari. NE merupakan jumlah niasin yang diperoleh dalam makanan, termasuk niacin yang secara teori dibuat dari prekusor asam amino triptophan. 60 mg triptophan dapat menghasilkan 1 mg niacin.
Sumber utama
Daging, unggas (ayam, itik dll) dan ikan merupakan sumber utama niasin, sama halnya roti dan sereal (biji-bijian) yang telah diperkaya. Jamur, asparagus dan sayuran hijau merupakan sumber yang paling baik.
Fungsi
Dua koenzim yang dibentuk oleh niacin, NAD dan NADP dibutuhkan untuk beberapa aktivitas metabolis, terutama metabolisme glukosa, lemak dan alkohol. Niasin memiliki keunikan diantara vitamin B karena tubuh dapat membentuknya dari asam amino triptophan. Niasin membantu kesehatan kulit, sistem syaraf dan sistem pencernaan.
Gejala kekurangan
Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare dan dementia . Hal ini meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari langsung.
Keracunan
Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf, lemak darah dan gula darah. Gejala – gejala seperti muntah, lidah membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah.
Vitamin B6 (Piridoksin, piridoksal, piridoksamin)
Kebutuhan
Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam metabolisme asam amino, sehingga konsumsi sehari-hari harus sebanding dengan konsumsi protein, karena protein dibuat dari asam amino. RDA untuk vitamin B6 adalah 0,16 mg/g protein. Rata-rata konsumsi adalah 2 mg/hari untuk pria dan 1,6 mg/hari untuk wanita.
Sumber utama
Daging, ikan dan unggas (itik, ayam dll) merupakan sumber utama vitamin B6. Sumber yang lain adalah kentang, beberapa sayuran hijau dan buah berwarna ungu.
Fungsi
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah.
Gejala kekurangan
Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawan.
Keracunan
Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan syaraf, yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa pada kaki; selanjutnya, perasaan hilang pada tangan dan mulut yang mungkin menjadi mati rasa. Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya.
Folat (folasin, asam folat, asam pteroilglutamat)
Kebutuhan
RDA untuk folat adalah sekitar 3 mg/kg berat badan. Untuk pria, konsumsi harian sebaiknya sekitar 200 mg perhari dan untuk wanita sekitar 180 mg perhari. Peningkatan konsumsi folat direkomendasikan selama hamil dan pada saat pertumbuhan sel.
Sumber utama
Sumber terbaik untuk folat adalah sayur-sayuran, khususnya sayuran berdaun hijau. Hati juga mengandung banyak folat. Daging, susu dan produk-produk susu mengandung sedikit folat.
Fungsi
Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa sel-sel baru.
Gejala kekurangan
Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare dan sring terkena infeksi karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan dan pingsan.
Keracunan
Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini berhubungan.
Asam pantotenat
Kebutuhan
Tidak ada RDA untuk asam pantotenat. Diperkirakan konsumsi yang aman dan cukup adalah antara 4 sampai 7 mg perhari .
Sumber utama
Asam pantotenat umumnya ada dalam sebagian besar makanan. Daging, ikan, unggas (ayam, itik dll), semua biji-bijian dan sayuran merupakan sumber utama.
Fungsi
Asam pantotenat berperan dalam metabolisme sebagai bagian dari koenzim A. Koenzim ini berperan untuk membawa molekul dalam proses pemecahan glukosa, asam lemak dan metabolisme energi.
Gejala kekurangan
Gejala kekurangan jarang terjadi, tapi dapat menyebabkan muntah, sulit tidur dan kelelahan.
Biotin (Vitamin B8)
Kebutuhan
Biotin dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil, jadi tidak ada nilai RDA. Perkiraan aman dan cukup yang dapat dikonsumsi dalam makanan sehari-hari antara 30-100 mikro-gram perhari.
Vitamin C
Kebutuhan
RDA untuk vitamin C adalah 60 mg/hari, tapi hal ini bervariasi pada setiap individu. Stres fisik seperti luka bakar, infeksi, keracunan logam berat, rokok, penggunaan terus-menerus obat-obatan tertentu (termasuk aspirin, obat tidur) meningkatkan kebutuhan tubuh akan vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin C sekitar 100 mg/hari
Sumber-sumber utama
Jeruk merupakan sumber utama vitamin C. Brokoli, sayuran berwarna hijau, kol (kobis), melon dan strawberi mengandung vitamin C bermutu tinggi.
Fungsi
Vitamin C mempunyai banyak fungsi. Vitamin C berperan membantu spesifik enzim dalam melakukan fungsinya. Vitamin C juga bekerja sebagai antioksidan.
Gejala kekurangan
Gejala awal kekurangan vitamin C adalah pendarahan disekitar gigi dan merusak pembuluh darah di bawah kulit, menghasilkan pinpoint haemorrhages . Kekurangan banyak vitamin C berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan otot. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otot seperti juga rasa nyeri, gangguan syaraf dan depresi. Gejala selanjutnya adalah anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam menyembuhkan luka. 
Ketika seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga menyebabkan penyakit kudisan
Keracunan
Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang air kecil yang berlebihan dan membentuk batu ginjal.

FLORENCE NIGHTINGALE



Dalam bergerak belum pernah terjadi sebelumnya dan mengejutkan, salah satu ikon besar di dunia telah ringkasnya mengetuk dari alas nya.
Florence Nightingale, lama dianggap sebagai pendiri keperawatan modern, adalah membuang oleh sekelompok perawat Inggris. Pada tahun 1999, delegasi pada konferensi tahunan Unison, perdagangan terbesar di Inggris yang mewakili serikat pekerja lain perawat dan pelayanan publik, dengan suara bulat menyatakan bahwa menyusui sudah lama terlambat untuk model peran yang lebih kontemporer. Britania Raya, seperti Amerika Serikat, telah radang di bawah strain akut kekurangan perawat. Meskipun ada banyak alasan kekurangan tersebut, para perawat Unison percaya bahwa warisan Florence Nightingale adalah salah satunya. Mereka merasa bahwa dia "telah memegang profesi keperawatan kembali terlalu panjang" dan merupakan "negatif dan terbelakang elemen keperawatan." Unison perawat bahkan meminta agar Hari Perawat Internasional, yang dirayakan pada hari ulang tahun Nightingale (Mei 12), akan dipindahkan ke tanggal yang berbeda. Sebuah dokumenter BBC baru-baru ini dan sebuah biografi baru mengambil tampilan yang lebih segar dan lebih bernuansa pada kehidupan dan dampak dari seorang wanita yang telah sering diperlakukan hanya, sebagai semacam orang suci atau simbol pelayanan tanpa pamrih.
Tahun ini menandai ulang tahun ke 150 dari awal karir keperawatan Nightingale, ketika ia pergi untuk bekerja sebagai pengawas Lembaga Gentlewomen di London. Mengingat rentang waktu, itu tidak diragukan lagi benar bahwa beberapa agenda Nightingale telah menjadi usang. Jadi dia bisa bertanggung jawab atas masalah-masalah yang perawat saat ini sedang bergelut dengan? Bagaimana realistis adalah untuk menyalahkan seorang wanita yang sudah mati selama hampir 100 tahun selama krisis keperawatan yang sedang terjadi di sini dan sekarang?
Tidak begitu, kata Patricia D'Antonio, editor Keperawatan Review Sejarah dan profesor keperawatan di University of Pennsylvania.
"Hal pertama yang mengakui tentang Nightingale adalah bahwa ia, dan masih adalah, tokoh abad ke-19 menjulang terlibat dalam setiap reformasi inisiatif utama Inggris [waktu itu], tidak hanya menyusui. Hasilnya adalah bahwa dia telah muncul sebagai simbol baik kekuatan keperawatan untuk membuat perbedaan dalam kehidupan pasien dan penangkal petir untuk semua ketidakpuasan profesi - dan ada pasti banyak dari mereka Tapi tidak ada cara yang kredibel untuk menggambar hubungan langsung antara Nightingale dan masalah keperawatan kontemporer. . "
Mitos Informasi
Sebuah kebangkitan kepentingan dalam Nightingale telah berusaha untuk memisahkan mitos dari wanita sejati, dan mungkin pin menyalahkan tempat lain untuk kesengsaraan perawat saat ini. Menurut dokumenter BBC ("Reputasi: Florence Nightingale, Iron Maiden," yang pertama kali disiarkan pada bulan Juli 2001) Nightingale, panjang dihormati sebagai malaikat pelayanan dan romantis "wanita dengan lampu," ternyata adalah seorang manipulatif, neurotik dan seksual ditekan perempuan. Hal ini juga menyarankan agar ia didorong oleh ambisi daripada kasih sayang, titik yang diperkuat dalam surat dari kakak Nightingale untuk seorang teman.
"Dia memiliki sedikit atau tidak ada apa yang disebut amal atau filantropi, dia ambisius - sangat, dan ingin ... untuk regenerasi dunia ... Saya berharap dia bisa dibawa untuk melihat bahwa itu adalah bagian intelektual yang kepentingan dia, bukan manual , "tulis Parthenope Nightingale kepada Maria Mohl, juga memanggil kakaknya seorang" perawat mengejutkan. "
Bagi mereka yang tertarik pada sejarah tersembunyi wanita Victoria tepat, seksualitas Nightingale telah lama menjadi subyek spekulasi. Desas-desus bahwa dia meninggal karena sifilis telah menjadi tema berjalan yang menantang citra dirinya suci dan tepat. Gagasan dokumenter BBC bahwa ia mungkin telah seorang lesbian direpresi juga tidak sepenuhnya baru, karena telah dikabarkan bahwa ia jatuh cinta pada sepupunya Marianne Nicholson dan memiliki lebih dari satu bunga yang lewat di perempuan lain juga. Sementara nama Nightingale muncul di daftar lesbian terkenal, ini benar-benar pertama kalinya bahwa kemungkinan telah disajikan di media mainstream.
Mengenai reputasi Nightingale sebagai menuntut, bahkan sombong pemimpin: perawat Australia dan pendidik Mary Chiarella, dalam bukunya Hukum dan Status Profesional of Nursing (Livingstone 2002), mengatakan bahwa Nightingale disebut menyusui sebagai "panggilan" dan menolak ide bahwa bisa menjadi sebuah profesi.Dia juga memberlakukan rezim pada perawat dia mirip dengan diikuti oleh biarawati Katolik, dalam arti bahwa mereka harus menjadi wanita yang saleh, suci dan baik. Buku ini mengatakan bahwa Nightingale juga diharapkan perawat untuk berlatih kemiskinan dan ketaatan, dan, menurut Chiarella, warisan Nightingale hidup dalam bentuk merugikan ekonomi dan kondisi kerja yang buruk bagi perawat di seluruh dunia.
Gagasan menerima bahwa ia bertanggung jawab untuk secara dramatis menurunkan tingkat kematian tentara Inggris di Scutari, di Rumah Sakit Barrack selama Perang Crimean, juga telah dikuburkan. Dengan kelompok 38 wanita dipilih sendiri, sukarela Nightingale pergi perawat tentara terluka. Dia berharap untuk menunjukkan nilai perawat wanita dalam pengaturan militer, meskipun kurang dari menyambut respon dari perintah tentara.perawat nya menggosok bangsal, dicuci seragam berdarah, berubah tempat tidur dan makanan siap. Menurut cerita yang diterima secara luas, dua tahun setelah kedatangannya, tingkat kematian di rumah sakit turun drastis dari 40% menjadi 2%.
Pada kenyataannya, ternyata sebaliknya terjadi. Korban tewas terus meningkat setelah kedatangan Nightingale, dan angka kematian di rumah sakit-nya lebih tinggi dari pada setiap lain di wilayah ini.
"Tidak ada keraguan bahwa kematian menurun tajam setelah bulan Maret 1855, tapi itu sebagai hasil dari komisi sanitasi dari Inggris, yang tiba di Scutari dan membersihkan gorong-gorong di mana Rumah Sakit Barrack beristirahat," kata Mark Bostridge, penulis Florence Nightingale: Pembuatan Icon, sebuah biografi yang akan diterbitkan oleh Penguin pada bulan September. "Komisi ini diberi wewenang oleh perdana menteri Inggris, Lord Palmerston, dan tidak ada bukti bahwa Florence Nightingale memainkan bagian dalam pekerjaan itu dilakukan. Pada kenyataannya, tampak bahwa dia hanya menjadi sadar akan peran penting yang dimainkan oleh sanitasi yang buruk dalam kematian tentara di bawah perawatan setelah perang, ketika ia menganalisis statistik. "
Pemerintahan Florence
Apa yang masih perlu dipersoalkan tentang Nightingale adalah fakta-fakta dasar hidupnya. Ia dilahirkan pada tanggal 12 Mei, 1820 di Florence, ke Inggris pasangan William dan Frances Nightingale kaya, selama bulan madu diperpanjang mereka melalui Eropa. Keluarganya kembali ke Inggris pada tahun 1821, membagi waktu antara Embley Park, rumah mereka di Hampshire dan sebuah rumah musim panas di Lea Hurst. Dunianya adalah salah satu kekayaan dan kemewahan ekstrim, dan ia diharapkan untuk menjalani hidupnya dalam pencarian sembrono dan rutinitas domestik.
Tapi Nightingale, yang unggul secara akademis dan telah menerima apa yang dianggap pendidikan seorang "manusia", merasa dirinya untuk dipanggil oleh Allah untuk beberapa penyebab besar yang tidak disebutkan namanya. Pada usia 25, Nightingale memutuskan dia ingin menjadi perawat.
Rumah Sakit era Victoria adalah tempat kumuh di mana pasien cenderung oleh wanita tidak berpendidikan yang lebih cenderung menjadi menyusui sebotol wiski dari pasien. Bukan tempat untuk wanita baik-dibesarkan untuk menjadi, tetapi Nightingale itu sangat gigih dalam tujuannya. Akhirnya, pada usia 31, ia diberi izin oleh ayahnya untuk belajar keperawatan, dan memulai karirnya sebagai pengawas rumah sakit untuk wanita tidak valid.
Setahun kemudian, dengan masuknya Inggris ke dalam Perang Krimea pada 1854, Nightingale memulai perjalanan terkenal ke Rumah Sakit Barrack di Scutari, Turki (sekarang dikenal sebagai Uskudar, sebuah kabupaten kota Istanbul). Nightingale pulang ke Inggris tahun 1856 untuk menyambut seorang pahlawan, dan kemudian melanjutkan untuk mendirikan sekolah modern pertama keperawatan di St Thomas 'Hospital di London pada tahun 1860.
Generasi ke generasi telah terpaku pada kisah sentimentalized dari Nightingale dalam Perang Krimea, membuat putaran di rumah sakit dengan cahaya lilin. Mitos sebagai sebuah patuh, jinak perawat nya, sakarin sebagian besar wanita ini dikaburkan yang sangat kompleks benar-benar dan kontribusi besar ia dibuat untuk kesehatan masyarakat, statistik dan keperawatan.
Meskipun keperawatan dianggap panggilan nya pertama dan terutama, Nightingale menghabiskan kurang dari tiga dari 90 nya tahun bekerja sebagai perawat. Setelah bekerja di Perang Krimea, ia menghabiskan setengah abad-berikutnya dalam pengasingan hampir selesai, yang ditambahkan ke mistik nya. bunga utamanya bukan reformasi keperawatan sipil di Inggris, kata Bostridge, melainkan perbaikan menyeluruh dari kesehatan tentara di masa damai.
"Perang Krim dialihkan ke dalam keperawatan kepentingan militer dan kesehatan tentara," jelas Bostridge."Meskipun sekolah di namanya didirikan pada tahun 1860-karena perlu untuk melakukan sesuatu dengan dana dana publik yang dikumpulkan selama perang-Burung Bulbul tidak benar-benar memberikan stempel di atasnya sampai setelah 1871, ketika dia punya waktu untuk mengawasi secara teratur. "
Selama hampir 50 tahun, Nightingale crusaded belakang layar, di mana ia memperkenalkan ilmu sanitasi untuk menyusui dan Angkatan Darat Inggris, berubah menyusui menjadi pekerjaan terhormat, merevolusi sistem kesehatan masyarakat di India (tanpa meninggalkan Inggris), berkampanye untuk hak-hak pelacur dan hak milik perempuan menikah dan menjadi pionir dalam analisis statistik. Dan selama dia tinggal di Turki selama Perang Krimea, ia berhasil memotong melalui kekacauan birokrasi dan benar-benar dirombak menjalankan rumah sakit.
Modern Perawat
Ini adalah mitos bahwa perawat modern memberontak melawan, bukan wanita sejati, kata Lois Monteiro, profesor emeritus di Departemen Kesehatan Masyarakat di Brown University dan anggota dari sebuah kelompok peneliti internasional yang bekerja di surat-surat yang dikumpulkan dari Nightingale.
"Saya pikir wanita yang lebih luas adalah model peran penting, bukan orang yang berjalan-jalan dengan lampu dan melayani tentara," katanya. "Jika keperawatan melihat nyata model-yang dari pembaharu, politisi, statistik dan sebuah sanitarian-mereka mungkin akan suatu tempat."
Nightingale telah dituduh menjaga keperawatan dalam posisi rendah karena dia sangat menentang gerakan oleh perawat Inggris untuk registrasi profesional (sistem akreditasi, mirip dengan banyak perdagangan pada saat itu, berusaha untuk melegitimasi panggilan tersebut). Namun, seperti D'Antonio menjelaskan, Nightingale menolak perubahan ini karena iamerasa bahwa pendaftaran, dengan ujian pelayan sendiri, tidak akan pernah mampu menangkap kualitas perawat yang baik.
Nightingale juga tidak pernah diharapkan perawat akan miskin, tambah Monteiro. "Dia percaya pertama dalam pendidikan, dan kemudian sebagai kelompok, berpendidikan dihormati, mereka akan dibayar sesuai."
D'Antonio setuju bahwa Nightingale tidak dapat disalahkan untuk upah rendah atau beban kerja yang terus meningkat yang sebagian besar perawat yang sedang dihadapi. "Saya akan meletakkan masalah kontemporer tidak di kaki Nightingale," katanya, "tapi di ambang pintu model sekolah pelatihan."
program pelatihan ini dari akhir abad ke-20 ke-19 dan awal siswa sering harus bekerja shift 12 jam atau lebih, dan perawatan pasien dikombinasikan dengan tugas-tugas rumah tangga. Perawat hari ini masih kadang-kadang menemukan diri mereka bertanggung jawab untuk membersihkan peralatan atau melakukan tugas-tugas lain yang harus ditangani oleh staf pendukung.
Rumah sakit tidak harus membayar untuk perawatan keperawatan, karena mereka punya tenaga kerja siswa gratis, D'Antonio poin keluar. "Perawat 'sekolah pelatihan yang didanai dan dioperasikan oleh rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan staf mereka, dan bukan kebutuhan pendidikan mahasiswa keperawatan Mereka menggunakan sistem barter -.Tiga tahun bekerja untuk diploma - dan ketika perawat lulus, mereka meninggalkan rumah sakit. "
Sejauh ini, Unison adalah satu-satunya organisasi untuk memberikan Nightingale kertas nya berjalan. Namun Monteiro percaya mungkin sudah saatnya bagi perawat untuk memiliki model peran yang lebih kontemporer, seperti praktisi perawat, sebagai contoh tujuan mereka dapat perjuangkan.
Florence Nightingale benar untuk waktunya, berpendapat Monteiro. Siapa yang benar waktu kita masih merupakan pertanyaan terbuka.
Tentang Penulis
Seorang mantan perawat, berdasarkan penulis lepas Seattle-Roxanne Nelson saat ini bekerja pada sebuah buku tentang kekurangan menyusui. Karya ini awalnya muncul di Washington Post pada tanggal 28 April 2003 

ASKEP NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM


A. PENGERTIAN
Post partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik fisik maupun psikososial terhadap proses melahirkan. Dimulai segera setelah bersalin sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati keadaan sebelum hamil ( 6 minggu ). Masa post partum dibagi dalam tiga tahap : Immediate post partum dalam 24 jam pertama, Early post partum period (minggu pertama) dan Late post partum period (minggu kedua sampai minggu ke enam). Potensial bahaya yang sering terjadi adalah pada immediate dan early post partum period sedangkan perubahan secara bertahap kebanyakan terjadi pada late post partum period. Bahaya yang paling sering terjadi itu adalah perdarahan paska persalinan atau HPP (Haemorrhage Post Partum). Menurut Willams & Wilkins (1988) perdarahan paska persalinan adalah perdarahan yang terjadi pada masa post partum yang lebih dari 500 cc segera setelah bayi lahir. Tetapi menentukan jumlah perdarahan pada saat persalinan sulit karena bercampurnya darah dengan air ketuban serta rembesan dikain pada alas tidur. POGI, tahun 2000 mendefinisikan perdarahan paska persalinan adalah perdarahan yang terjadi pada masa post partum yang menyebabkan perubahan tanda vital seperti klien mengeluh lemah, limbung, berkeringat dingin, dalam pemeriksaan fisik hiperpnea, sistolik < 90 mmHg, nadi > 100 x/menit dan kadar HB < 8 gr %.

B. KLASIFIKASI PERDARAHAN.

• Perdarahan paska persalinan dini/ early HPP/ primary HPP adalah perdarahan berlebihan ( 600 ml atau lebih ) dari saluran genitalia yang terjadi dalam 12 - 24 jam pertama setelah melahirkan.
• Perdarahan paska persalinan lambat / late HPP/ secondary HPP adalah perdarahan yang terjadi antara hari kedua sampai enam minggu paska persalinan.

C. ETIOLOGI
Penyebab perdarahan dibagi dua sesuai dengan jenis perdarahan yaitu :
• Penyebab perdarahan paska persalinan dini :
1. Perlukaan jalan lahir : ruptur uteri, robekan serviks, vagina dan perineum, luka episiotomi.
2. Perdarahan pada tempat menempelnya plasenta karena : atonia uteri, retensi plasenta, inversio uteri.
3. Gangguan mekanisme pembekuan darah.
• Penyebab perdarahan paska persalinan terlambat biasanya disebabkan oleh sisa plasenta atau bekuan darah, infeksi akibat retensi produk pembuangan dalam uterus sehingga terjadi sub involusi uterus.


D. FAKTOR PREDISPOSISI
Beberapa kondisi selama hamil dan bersalin dapat merupakan faktor predisposisi terjadinya perdarahan paska persalinan, keadaan tersebut ditambah lagi dengan tidak maksimalnya kondisi kesehatannya dan nutrisi ibu selama hamil. Oleh karena itu faktor-faktor haruslah diketahui sejak awal dan diantisipasi pada waktu persalinan :
1. Trauma persalinan
Setiap tindakan yang akan dilakukan selama proses persalianan harus diikuti dengan pemeriksaan jalan lahir agar diketahui adanya robekan pada jalan lahir dan segera dilakukan penjahitan dengan benar.
2. Atonia Uterus
Pada kasus yang diduga berisiko tinggi terjadinya atonia uteri harus diantisipasi dengan pemasangan infus. Demikian juga harus disiapkan obat uterotonika serta pertolongan persalinan kala III dengan baik dan benar.
3. Jumlah darah sedikit
Keadaan ini perlu dipertimbangkan pada kasus keadaan itu jelek, hipertensi saat hamil, pre eklampsia dan eklamsi.
4. Kelainan pembekuan darah
Meskipun jarang tetapi bila terjadi sering berakibat fatal, sehingga perlu diantisipasi dengan hati-hati dan seksama.

E. PATOFISIOLOGI

Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.
Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan servix, vagina dan perinium.







F. GAMBARAN KLINIK
Untuk memperkirakan kemungkinan penyebab perdarahan paska persalinan sehingga pengelolaannya tepat, perlu dibenahi gejala dan tanda sebagai berikut :
Gejala dan tanda Penyulit Diagnosa penyebab
• Uterus tidak berkontraksi dan lembek
• Perdarahan segera setelah bayi lahir
   Syok
• Bekuan darah pada serviks atau pada posisi terlentang akan menghambat aliran darah keluar • Atonia uteri
• Darah segar mengalir segera setelah anak lahir
• Uterus berkontraksi dan keras
• Plasenta lengkap • Pucat
• Lemah
• Mengigil • Robekan jalan lahir
• Plasenta belum lahir setelah 30 menit
• Perdarahan segera, uterus berkontraksi dan keras • Tali pusat putus
• Inversio uteri
• Perdarahan lanjutan • Retensio plasenta
• Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap
• Perdarahan segera • Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus uteri tidak berkurang • Tertinggalnya sebagian plasenta
• Uterus tidak teraba
• Lumen vagina terisi massa • Neurogenik syok, pucat dan limbung • Inversio uteri

G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan umum
a. Ketahui secara pasti kondisi ibu bersalin sejak awal
b. Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman
c. Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
d. Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila dihadapkan dengan masalah dan komplikasi
e. Atasi syok jika terjadi syok
f. Pastikan kontraksi berlangsung baik ( keluarkan bekuan darah, lakukan pijatan uterus, beri uterotonika 10 IV dilanjutkan infus 20 ml dalam 500 cc NS/RL dengan tetesan 40 tetes/menit ).
g. Pastikan plasenta telah lahir lengkap dan eksplorasi kemungkinan robekan jalan lahir


h. Bila perdarahan tidak berlangsung, lakukan uji bekuan darah.
i. Pasang kateter tetap dan pantau cairan keluar masuk
j. Lakukan observasi ketat pada 2 jam pertama paska persalinan dan lanjutkan pemantauan terjadwal hingga 4 jam berikutnya.



H . PENATALAKSANAAN KHUSUS
a. Atonia uteri
 Kenali dan tegakan kerja atonia uteri.
      Sambil melakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika, lakukan pengurutan uterus
       Pastikan plasenta lahir lengkap dan tidak ada laserasi jalan lahir
       Lakukan tindakan spesifik yang diperlukan :
o    Kompresi bimanual eksternal yaitu menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah telapak tangan yang melingkupi uteus. Bila perdarahan berkurang kompresi diteruskan, pertahankan hingga uterus dapat kembali berkontraksi atau dibawa ke fasilitas kesehata rujukan.
o    Kompresi bimanual internal yaituv uterus ditekan diantara telapak tangan pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam vagina untuk menjempit pembuluh darah didalam miometrium.
o    Kompresi aorta abdominalis yaitu raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan kiri, pertahankan posisi tersebut genggam tangan kanan kemudian tekankan pada daerah umbilikus, tegak lurus dengan sumbu badan, hingga mencapai kolumna vertebralis, penekanan yang tepat akan menghetikan atau mengurangi, denyut arteri femoralis.

b. Retensio plasenta dengan separasi parsial
         Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang akan diambil.
          Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengejan, bila ekspulsi tidak terjadi cobakan traksi terkontrol tali pusat.
          Pasang infus oksitosin 20 unit/500 cc NS atau RL dengan tetesan 40/menit, bila perlu kombinasikan dengan misoprostol 400mg per rektal.
          Bila traksi terkontrol gagal melahirkan plasenta, lakukan manual plasenta secara hati-hati dan halus.
          Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia.
          Lakukan transfusi darah bila diperlukan.
          Berikan antibiotik profilaksis ( ampicilin 2 gr IV/oral + metronidazole 1 g supp/oral ).

c. Plasenta inkaserata
               Tentukan diagnosis kerja
          Siapkan peralatan dan bahan untuk menghilangkan kontriksi serviks yang kuat, tetapi siapkan infus fluothane atau eter untuk menghilangkan kontriksi serviks yang kuat, tetapi siapkan infus oksitosin 20 Untuk500 NS atau RL untuk mengantisipasi gangguan kontraksi uterus yang mungkin timbul.
 Bila bahan anestesi tidak tersedia, lakukan manuver sekrup untuk melahirkan plasenta. Pasang spekulum Sims sehingga ostium dan sebagian plasenta tampak jelas.
          Jepit porsio dengan klem ovum pada jam 12, 4 dan 8 dan lepaskan spekulumv
 Tarik ketiga klem ovum agar ostium, tali pusat dan plasenta tampak jelas.
          Tarik tali pusat ke lateral sehingga menampakkan plasenta disisi berlawanan agar dapat dijepit sebanyak mungkin, minta asisten untuk memegang klem tersebut.
 Lakukan hal yang sama pada plasenta kontra lateral
          Satukan kedua klem tersebut, kemudian sambil diputar searah jarum jam tarik plasenta keluar perlahan-lahan.

d. Ruptur uteri
            Berikan segera cairan isotonik ( RL/NS) 500 cc dalam 15-20 menit dan siapkan laparatomi.
             Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta, fasilitas pelayanan kesehatan dasar harus merujuk pasien ke rumah sakit rujukan
 Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan memungkinkan, lakukan operasi uterus
             Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien mengkwatirkan lakukan histerektomi
             Lakukan bilasan peritonial dan pasang drain dari cavum abdomen
             Antibiotik dan serum anti tetanus, bila ada tanda-tanda infeksi.

e. Sisa plasenta
            Penemuan secara dini, dengan memeriksa kelengkapan plasenta setelah dilahirkan
             Berika antibiotika karena kemungkinan ada endometriosis
             Lakukan eksplorasi digital/bila serviks terbuka dan mengeluarkan bekuan darah atau jaringan, bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan dilatasi dan kuret.
             Hb 8 gr% berikan transfusi atau berikan sulfat ferosus 600mg/hari selama 10 hari.

f. Ruptur peritonium dan robekan dinding vagina
         Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi dan sumber perdarahan
          Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan antiseptikv
 Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan benang yang dapat diserap
          Lakukan penjahitan luka dari bagian yang paling distal
          Khusus pada ruptur perineum komplit dilakukan penjahitan lapis demi lapis dengan bantuan busi pada rektum, sebagai berikut :
o   Setelah prosedur aseptik- antiseptik, pasang busi rektum hingga ujung robekan
o    Mulai penjahitan dari ujung robekan dengan jahitan dan simpul sub mukosa, menggunakan benang polyglikolik No 2/0 ( deton/vierge ) hingga ke sfinter ani, jepit kedua sfinter ani dengan klem dan jahit dengan benang no 2/0.
o    Lanjutkan penjahitan ke lapisan otot perineum dan sub mukosa dengan benang yang sama ( atau kromik 2/0 ) secara jelujur.
o    Mukosa vagina dan kulit perineum dijahit secara sub mukosa dan sub kutikuler
o    Berikan antibiotik profilaksis. Jika luka kotor berikan antibiotika untuk terapi.

g. Robekan serviks
         Sering terjadi pada sisi lateral, karena serviks yang terjulur akan mengalami robekan pada posisi spina ishiadika tertekan oleh kepala bayi.
          Bila kontraksi uterus baik, plasenta lahir lengkap, tetapi terjadi perdarahan banyak maka segera lihat bagian lateral bawah kiri dan kanan porsio
 Jepitan klem ovum pada kedua sisi porsio yang robekv sehingga perdarahan dapat segera di hentikan, jika setelah eksploitasi lanjutkan tidak dijumpai robekan lain, lakukan penjahitan, jahitan dimulai dari ujung atas robekan kemudian kearah luar sehingga semua robekan dapat dijahit. Setelah tindakan periksa tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri dan perdarahan paska tindakan
          Berikan antibiotika profilaksis, kecuali bila jelas ditemui tanda-tanda infeksiv
 Bila terjadi defisit cairan lakukan restorasi dan bila kadar Hb dibawah 8 gr% berikan transfusi darah



I . PENGKAJIAN

1. Identitas : Sering terjadi pada ibu usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun

2. Keluhan utama : Perdarahan dari jalan lahir, badan lemah, limbung, keluar keringat dingin, kesulitan nafas, pusing, pandangan berkunang-kunang.

3. Riwayat kehamilan dan persalinan : Riwayat hipertensi dalam kehamilan, preeklamsi / eklamsia, bayi besar, gamelli, hidroamnion, grandmulti gravida, primimuda, anemia, perdarahan saat hamil. Persalinan dengan tindakan, robekan jalan lahir, partus precipitatus, partus lama/kasep, chorioamnionitis, induksi persalinan, manipulasi kala II dan III.

4. Riwayat kesehatan : Kelainan darah dan hipertensi

5. Pengkajian fisik :
 Tanda vital :
• Tekanan darah : Normal/turun ( kurang dari 90-100 mmHg)
• Nadi : Normal/meningkat ( 100-120 x/menit)
• Pernafasan : Normal/ meningkat ( 28-34x/menit )
• Suhu : Normal/ meningkat
• Kesadaran : Normal / turun
 Fundus uteri/abdomen : lembek/keras, subinvolusiv
 Kulit : Dingin, berkeringat, kering, hangat, pucat, capilary refil memanjangv
 Pervaginam : Keluar darah, robekan, lochea ( jumlah dan jenis )v
 Kandung kemih : distensi, produksi urin menurun/berkurangv

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan pervaginam
2. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam
3. Cemas/ketakutan b/d perubahan keadaan atau ancaman kematian
4. Resiko infeksi b/d perdarahan
5. Resiko shock hipovolemik b/d perdarahan.






K. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan pervaginam
Tujuan : Mencegah disfungsional bleeding dan memperbaiki volume cairan
Rencana tindakan :
1. Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedangkan badannya tetap terlentang
R/ Dengan kaki lebih tinggi akan meningkatkan venous return dan memungkinkan darah keotak dan organ lain.
2. Monitor tanda vital
R/ Perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin hebat
3. Monitor intake dan output setiap 5-10 menit
R/ Perubahan output merupakan tanda adanya gangguan fungsi ginjal
4. Evaluasi kandung kencing
R/ Kandung kencing yang penuh menghalangi kontraksi uterus
5. Lakukan masage uterus dengan satu tangan serta tangan lainnya diletakan diatas simpisis.
R/ Massage uterus merangsang kontraksi uterus dan membantu pelepasan placenta, satu tangan diatas simpisis mencegah terjadinya inversio uteri
6. Batasi pemeriksaan vagina dan rektum
R/ Trauma yang terjadi pada daerah vagina serta rektum meningkatkan terjadinya perdarahan yang lebih hebat, bila terjadi laserasi pada serviks / perineum atau terdapat hematom
Bila tekanan darah semakin turun, denyut nadi makin lemah, kecil dan cepat, pasien merasa mengantuk, perdarahan semakin hebat, segera kolaborasi.
7. Berikan infus atau cairan intravena
R/ Cairan intravena dapat meningkatkan volume intravaskular
8. Berikan uterotonika ( bila perdarahan karena atonia uteri )
R/ Uterotonika merangsang kontraksi uterus dan mengontrol perdarahan
9. Berikan antibiotik
R/ Antibiotik mencegah infeksi yang mungkin terjadi karena perdarahan
10. Berikan transfusi whole blood ( bila perlu )
R/ Whole blood membantu menormalkan volume cairan tubuh.

2. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam
Tujuan: Tanda vital dan gas darah dalam batas normal
Rencana keperawatan :
1. Monitor tanda vital tiap 5-10 menit
R/ Perubahan perfusi jaringan menimbulkan perubahan pada tanda vital

2. Catat perubahan warna kuku, mukosa bibir, gusi dan lidah, suhu kulit
R/ Dengan vasokontriksi dan hubungan keorgan vital, sirkulasi di jaingan perifer berkurang sehingga menimbulkan cyanosis dan suhu kulit yang dingin
3. Kaji ada / tidak adanya produksi ASI
R/ Perfusi yang jelek menghambat produksi prolaktin dimana diperlukan dalam produksi ASI
4. Tindakan kolaborasi :
 Monitor kadar gas darah dan PH ( perubahan kadar gas darah dan PH merupakan tanda hipoksia jaringan )
 Berikan terapi oksigen ( Oksigen diperlukan untuk memaksimalkan transportasi sirkulasi jaringan ).

3. Cemas/ketakutan berhubungan dengan perubahan keadaan atau ancaman kematian
Tujuan : Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang.
Rencana tindakan :
1. Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinan
R/ Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya
2. Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar )
R/ Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon fisiologis
3. Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung
R/ Memberikan dukungan emosi
4. Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan
R/ Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang tidak diketahui
5. Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya
R/ Ungkapan perasaan dapat mengurangi cemas
6. Kaji mekanisme koping yang digunakan klien
R/ Cemas yang berkepanjangan dapat dicegah dengan mekanisme koping yang tepat.

4. Resiko infeksi sehubungan dengan perdarahan
Tujuan : Tidak terjadi infeksi ( lokea tidak berbau dan TV dalam batas normal )
Rencana tindakan :
1. Catat perubahan tanda vital
R/ Perubahan tanda vital ( suhu ) merupakan indikasi terjadinya infeksi
2. Catat adanya tanda lemas, kedinginan, anoreksia, kontraksi uterus yang lembek, dan nyeri panggul
R/ Tanda-tanda tersebut merupakan indikasi terjadinya bakterimia, shock yang tidak terdeteksi
3. Monitor involusi uterus dan pengeluaran lochea
R/ Infeksi uterus menghambat involusi dan terjadi pengeluaran lokea yang berkepanjangan
4. Perhatikan kemungkinan infeksi di tempat lain, misalnya infeksi saluran nafas, mastitis dan saluran kencing
R/ Infeksi di tempat lain memperburuk keadaan
5. Berikan perawatan perineal,dan pertahankan agar pembalut
jangan sampai terlalu basah
R/ pembalut yang terlalu basah menyebabkan kulit iritasi dan
dapat menjadi media untuk pertumbuhan bakteri,peningkatan
resiko infeksi.
6. Tindakan kolaborasi
• Berikan zat besi ( Anemi memperberat keadaan )
• Beri antibiotika ( Pemberian antibiotika yang tepat diperlukan untuk keadaan infeksi ).

5.Resiko shock hipovolemik s/d perdarahan.
Tujuan: Tidak terjadi shock(tidak terjadi penurunan kesadaran
dan tanda-tanda dalam batas normal)
Rencana tindakan :
1. Anjurkan pasien untuk banyak minum
R/ Peningkatan intake cairan dapat meningkatkan volume intravascular sehingga dapat meningkatkan volume intravascular yang dapat meningkatkan perfusi jaringan.
2. Observasitanda-tandavital tiap 4 jam R/ Perubahan tanda-tanda vital dapat merupakan indikator terjadinya dehidrasi secara dini.
3. Observasi terhadap tanda-tanda dehidrasi. R/ Dehidrasi merupakan terjadinya shock bila dehidrasi tidak ditangani secara baik.
4. Observasi intake cairan dan output R/ Intake cairan yang adekuat dapat menyeimbangi pengeluaran cairan yang berlebihan.
5. Kolaborasi dalam : - Pemberian cairan infus / transfusi
R/ Cairan intravena dapat meningkatkan volume intravaskular yang dapat meningkatkan perfusi jaringan sehingga dapat mencegah terjadinya shock - Pemberian koagulantia dan uterotonika R/ Koagulan membantu dalam proses pembekuan darah dan uterotonika merangsang kontraksi uterus dan mengontrol perdarahan.







L. EVALUASI
Semua tindakan yang dilakukan diharapkan memberikan hasil :
• Tanda vital dalam batas normal :
a. Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
b. Denyut nadi : 70-80 x/menit
c. Pernafasan : 20 – 24 x/menit
d. Suhu : 36 – 37 oc
• Kadar Hb : Lebih atau sama dengan 10 g/dl
• Gas darah dalam batas normal
• Klien dan keluarganya mengekspresikan bahwa dia mengerti tentang komplikasi dan pengobatan yang dilakukan
• Klien dan keluarganya menunjukkan kemampuannya dalam mengungkapkan perasaan psikologis dan emosinya
• Klien dapat melakukan aktifitasnya sehari-hari
• Klien tidak merasa nyeri
• Klien dapat mengungkapkan secara verbal perasaan cemasnya
























DAFTAR PUSTAKA

         Brunner & Suddart,s (1996), Textbook of Medical Surgical Nursing –2, JB. Lippincot Company, Pholadelpia.

         Klein. S (1997), A Book Midwives; The Hesperien Foundation, Berkeley, CA.

         Lowdermilk. Perry. Bobak (1995), Maternity Nuring , Fifth Edition, Mosby Year Book, Philadelpia.

         Prawirohardjo Sarwono ; EdiWiknjosastro H (1997), Ilmu Kandungan, Gramedia, Jakarta.

         RSUD Dr. Soetomo (2001), Perawatan Kegawat daruratan Pada Ibu Hamil, FK. UNAIR, Surabaya

         Subowo (1993), Imunologi Klinik, Angkasa, Bandung.