ASKEP ANAK DENGAN SYNDROM NEFROTIK NEFROTIK SYNDROM




Adanya injuri pada glomerular biasanya diikuti adanya :
  • Proteinuria
  • Hypoalbuminemia
  • Hyperlipemia
  • Edema
  • Peningkatan permiabilitas glomerular terhadap protein plasma àkehilangan.
Proteinuria >>
JENIS NEFROTIK SYNDROM :

GINJAL

Ginjal terletak di dalam rongga perut sebelah kiri dan kanan, ginjal berbentuk seperti kacang berwarna merah tua

ginjal merupakan organ ekskresi karena mengeluarkan zat sisa metabolisme yg berupa urine.







BATU EMPEDU (KOLELITIASIS)

GAMBARAN PENDERITA BATU EMPEDU (KOLELITIASIS) DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG PERIODE JANUARI 2010 – JANUARI 2011
PROPOSAL PENELITIAN
(KARYA TULIS ILMIAH)
Oleh :










FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2011
GAMBARAN PENDERITA BATU EMPEDU (KOLELITIASIS) DI RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG PERIODE JANUARI 2010 – JANUARI 2011








PROPOSAL PENELITIAN
(KARYA TULIS ILMIAH)
Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran
Oleh :









FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2011..



LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul :
Gambaran Penderita Batu Empedu (Kolelitiasis) di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung Periode Januari 2010 – Januari 2011
Nama : 
NPM : 
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar proposal.
Bandar Lampung, . . . . . . . . . . . .
Pembimbing I Pembimbing II





KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul ” Gambaran Penderita Batu Empedu (Kolelitiasis) di RS Abdul Moeloek Bandar Lampung Periode Januari 2010 – Januari 2011”.
Proses penulisan ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, maka dengan selesainya proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung.
2. Bapak dr Yusmaidi Sp,B selaku Pembimbing I dan Bapak Drs Hendri Busman M,Biomed selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.
Bandar Lampung, . . . . . . . . . . . .
(.................................)



DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Persetujuan..............................................................................................
Kata Pengantar.....................................................................................................
Abstrak................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................
Daftar Gambar....................................................................................................
Daftar Tabel.......................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang,...........................................................................
I.2. Rumusan Masalah........................................................................
I.3. Tujuan Penelitian...........................................................................
I.3.1. Tujuan Umum........................................................................
I.3.2. Tujuan Khusus.......................................................................
I.4. Manfaat Penelitian............................................................................
I.4.1. Manfaat Umum...............................................................
I.4.2. Manfaat Khusus.............................................................
I.5. Kerangka Teori.......................................................................
I.6. Kerangka Konsep....................................................................
BAB II Tinjauan Pustaka.................................................................................
II.1. Definisi Kolelitiasis................................................................
II.2. Epidemiologi Kolelitiasis........................................................
II.3. Anatomi Kandung Empedu...........................................................
II.4. Fisiologi Kandung Empedu.....................................................
II.5. Etiologi Kandung Empedu......................................................
II.6. Faktor Resiko Kolelitiasis.......................................................
II.7. Patofisiologi Kolelitiasis.........................................................
II.8. Klasifikasi Kolelitiaisis...........................................................
II.9. Gejala Klinis Kolelitiaasis.......................................................
II.10. Komplikasi Kolelitiasis.................................................................
II.11. Diagnosis Kolelitiasis ...........................................................
II.12. Penatalaksanaan Kolelitiasis....................................................
BAB III Metodologi Penelitian........................................................................
III.1. Jenis Penelitian...............................................................................
III.2. Waktu & Tempat Penelitian...........................................................
III.3. Rancangan Penelitian.....................................................................
III.4. Populasi & Sampel Penelitian........................................................
III.5. Variabel Penelitian.........................................................................
III.6. Definisi Operasional Variabel........................................................
III.7. Pengumpulan Data.........................................................................
III.8. Pengolahan Data.............................................................................



BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Penyakit batu empedu sudah merupakan masalah kesehatan yang penting di negara barat (Sudoyo,2006). Angka kejadiannya lebih dari 20% populasi dan insiden meningkat dengan bertambahnya usia (Keshav,2004). Di negara Barat, batu empedu mengenai 10% orang dewasa. Angka prevalensi orang dewasa lebih tinggi di negara Amerika Latin (20%-40%) dan rendah di negara Asia (3%-4%). (Robbins,2007)
Di Amerika Serikat, terhitung lebih dari 20 juta orang Amerika dengan batu empedu dan dari hasil otopsi menunjukkan angka kejadian batu empedu paling sedikit 20% pada wanita dan 8% pada laki-laki di atas umur empat puluhan. Di Inggris, sekitar 5,5 juta orang dengan batu empedu dan dilakukan lebih dari 50 ribu kolesistektomi tiap tahunnya. (Beckingham,2001)
Sedangkan di Indonesia baru mendapatkan perhatian di klinis, sementara publikasi penelitian batu empedu masih terbatas. Sebagian besar pasien dengan batu empedu tidak mempunyai keluhan. Risiko penyandang batu empedu untuk mengalami gejala dan komplikasi relatif kecil. Walaupun demikian, sekali batu empedu mulai menimbulkan serangan nyeri kolik yang spesifik maka resiko untuk mengalami masalah dan penyulit akan terus meningkat. (Sudoyo,2006)
Sekitar 1 juta pasien baru terdiagnosis mengidap batu empedu per tahun, dengan dua pertiganya menjalani pembedahan. Angka kematian akibat pembedahan untuk bedah saluran empedu secara keseluruhan sangat rendah, tetapi sekitar 1000 pasien meninggal setiap tahun akibat penyakit batu empedu atau penyulit pembedahan. (Robbins,2007)
Dengan perkembangan peralatan dan teknik diagnosis yang baru Ultrasonografi (USG) maka banyak penderita batu kandung empedu yang ditemukan secara dini sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi. Semakin canggihnya peralatan dan semakin kurang invasifnya tindakan pengobatan sangat mengurangi morbiditas dan moralitas. (Sabiston,1994)

Oleh karena itu, maka penulis ingin mengetahui gambaran penderita batu empedu (kolelitiasis) di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung periode Januari 2010 – Januari 2011.

I.2. Rumusan Masalah
Oleh karena semakin meningkatnya angka kejadian kolelitiasis, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut “bagaimana gambaran penderita batu empedu (kolelitiasis) di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung periode Januari 2010 – Januari 2011?”.
I.3. Tujuan Penelitian
I.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran penderita batu empedu (kolelitiasis) di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung periode Januari 2010 – Januari 2011.
I.3.2. Tujuan Khusus
Diperolehnya gambaran penatalaksanaan pada penderita batu empedu (kolelitiasis) di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung periode Januari 2010 – Januari 2011.
I.4. Manfaat Penelitian
I.4.1. Manfaat umum :
1. Manfaat bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan mengenai gambaran penderita batu empedu (kolelitiasis) di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung periode Januari 2010 – Januari 2011.
2. Manfaat bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat mengetahui gambaran penderita batu empedu (kolelitiasis) di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung periode Januari 2010 – Januari 2011
3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan referensi untuk menambah wawasan khususnya mengenai gambaran penderita batu empedu (kolelitiasis) di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung periode Januari 2010 – Januari 2011
I.4.2. Manfaat Khusus :
1 Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dalam penelitian dan sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama kuliah serta sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kedokteran
I.5. Kerangka Teori
Kerangka teori penelitian adalah hubungan antara teori-teori yang diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Adapun kerangka teori yang akan diteliti yaitu : (Notoatmodjo,2010)
























Faktor Resiko :
· Usia
· Jenis Kelamin
· Riwayat keluarga
· Makanan
· Aktivitas Fisik
















Gambar 1.1. Kerangka Teori
I.6. Kerangka Konsep




Pasien Datang ke RS

















Gambar 1.2. Kerangka Konsep






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi Kolelitiasis
Kolelitiasis disebut juga Sinonimnya adalah batu empedu, gallstones, biliary calculus. Istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu di dalam kandung empedu. Batu kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung empedu. (Sjamsuhidajat,2005)
II.2. Epidemiologi Kolelitiasis
Tiap tahun 500.000 kasus baru dari batu empedu ditemukan di Amerika Serikat. Kasus tersebut sebagian besar didapatkan di atas usia pubertas, sedangkan pada anak-anak jarang. Orang gemuk ternyata mempunyai resiko tiga kali lipat untuk menderita batu empedu. Insiden pada laki-laki dan wanita pada batu pigmen tidak terlalu banyak berbeda. (Mansjoer,1999)
Avni Sali membuktikan bahwa diet tidak berpengaruh terhadap pembentukan batu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi jenis batu yang terbentuk. Hal ini disokong oleh peneliti dari Jepang yang menemukan bukti bahwa orang dengan diet berat biasanya menderita batu jenis kolesterol, sedangkan yang dietnya tetap biasanya menderita batu jenis pigmen. Faktor keluarga juga berperan dimana bila keluarga menderita batu empedu kemungkinan untuk menderita penyakit tersebut dua kali lipat dari orang normal. (Mansjoer,1999)
II.3. Anatomi Kandung Empedu
Kandung empedu ( Vesica fellea) adalah kantong berbentuk buah pear yang terletak pada permukaan visceral hepar. Vesica fellea dibagi menjadi fundus, corpus dan collum. Fundus berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah pinggir inferior hepar, dimana fundus berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi ujung rawan costa IX kanan. Corpus bersentuhan dengan permukaan visceral hati dan arahnya keatas, belakang dan kiri. Collum dilanjutkan sebagai duktus cysticus yang berjalan dalam omentum minus untuk bersatu dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis membentuk duktus koledokus. Peritoneum mengelilingi fundus vesica fellea dengan sempurna menghubungkan corpus dan collum dengan permukaan visceral hati. (Reksoprodjo,1995)
Pembuluh arteri kandung empedu adalah a. cystica, cabang a. hepatica kanan. V. cystica mengalirkan darah lengsung kedalam vena porta. Sejumlah arteri yang sangat kecil dan vena – vena juga berjalan antara hati dan kandung empedu. (Reksoprodjo,1995)
Pembuluh limfe berjalan menuju ke nodi lymphatici cysticae yang terletak dekat collum vesica fellea. Dari sini, pembuluh limfe berjalan melalui nodi lymphatici hepaticum sepanjang perjalanan a. hepatica menuju ke nodi lymphatici coeliacus. Saraf yang menuju kekandung empedu berasal dari plexus coeliacus. (Reksoprodjo,1995)
Kandung empedu merupakan kantong berbentuk seperti buah alpukat yang terletak tepat dibawah lobus kanan hati. Empedu yang disekresi secara terus menerus oleh hati masuk ke saluran empedu yang kecil di dalam hati. Saluran empedu yang kecil-kecil tersebut bersatu membentuk dua saluran yang lebih besar yang keluar dari permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri, yang akan bersatu membentuk duktus hepatikus komunis. Duktus hepatikus komunis bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus. Pada banyak orang, duktus koledokus bersatu dengan duktus pankreatikus membentuk ampula Vateri sebelum bermuara ke usus halus. Bagian terminal dari kedua saluran dan ampla dikelilingi oleh serabut otot sirkular, dikenal sebagai Sfingter Oddi. (Sjamsuhidajat,2005)
Gambar 2.1 Anatomi Kandung Empedu (Putz, 2003)
Fungsi utama kandung empedu adalah menyimpan dan memekatkan empedu. Kandung empedu mampu menyimpan sekitar 45 ml empedu yang dihasilkan hati. Empedu yang dihasilkan hati tidak langsung masuk ke duodenum, akan tetapi setelah melewati duktus hepatikus, empedu masuk ke duktus sistikus dan disimpan di kandung empedu. Pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorbsi air dan garam-garam anorganik dalam kandung empedu sehingga cairan empedu dalam kandung empedu akan lebih pekat 10 kali lipat daripada cairan empedu hati. Secara berkala kandung empedu akan mengosongkan isinya ke dalam duodenum melalui kontraksi simultan lapisan ototnya dan relaksasi sfingter Oddi. Rangsang normal kontraksi dan pengosongan kandung empedu adalah masuknya kimus asam dalam duodenum. Adanya lemak dalam makanan merupakan rangsangan terkuat untuk menimbulkan kontraksi. Hormone CCK juga memperantarai kontraksi. (Sjamsuhidajat,2005)
Dua penyakit saluran empedu yang paling sering frekuensinya adalah pembentukan batu (kolelitiasis) dan radang kronik penyertanya (kolesistitis). Dua keadaan ini biasa timbul sendiri-sendiri, atau timbul bersamaan. (Price,2006)