TSL250
DITSL Faperta IPB 2006
150
ANALISIS INTRUKSIONAL
DAN
GARIS-GARIS BESAR PROGRAN PENGAJARAN (GBPP)
MATA KULIAH
PENGINDERAAN JAUH DAN INTERPRETASI CITRA
(TSL 250), 3(2-3)
oleh:
MUHAMMAD ARDIANSYAH
KOMARSA GANDASASMITA
KHURSATUL MUNIBAH
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
TSL250
DITSL Faperta IPB 2006
151
ANALISIS INSTRUKSIONAL
Mata Kuliah : Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, TSL250/3(2-3)
Menjelaskan perkembangan Penginderaan Jauh Kedepan
Menjelaskan pengertian dan manfaat pengolahan citra digital, mendeskripsikan bentuk data digital dan
menyebutkan proses dan tujuan pengolahan awal citra
Menjelaskan dan menyebutkan prosedur deteksi perubahan landuse
Menjelaskan integrasi data SIG dan GIS, dan hubungan data spaktral dengan data biofisik, membuat
pemodelan biofisik
TIU
Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian dan konsep dasar
penginderaan jauh, dapat menyebutkan teknologi Penginderaan Jauh, dapat menggunakan citra foto dan citra
satelit serta pengolahannya untuk tujuan inventarisasi, monitoring dan pengelolaan sumberdaya alam.
Menjelaskan tujuan penajaman gambar, menyebutkan dan membedakan teknik penajaman gambar
Menjelaskan proses pembuatan
mosaik foto udara tidak
terkontrol, menerangkan proses
interpretasi foto udara,
menyebutkan dan menggunakan
unsur-unsur interpretasi untuk
penutup/penggunaan lahan
Menyebutkan satelit sumberdaya alam
optik resolusi sangat tinggi dan resolusi
sedang/lokal, membedakan dengan citra
resolusi sangat tinggi dengan resolusi
citra foto, dan mengetahui aplikasinya
Menyebutkan manfaat
teknologi radar untuk
inventarisasi dan pengelolaan
sumberdaya alam, dan
mampu menggunakannya
Membedakan karakteristik dasar foto
udara dan menjelaskan geometri foto
udara
Menyebutkan satelit-satelit sumberdaya
alam yang operasional, menyebutkan
karakteristik satelit dan sensor yang
dibawanya, dan mampu
menginterpretasi data citra
Menerangkan radar ruang
angkasa, dan
menyebutkanbentuk data radar
yang dihasilkan
Menjelaskan sistem fotografi udara,
menyebutkan pemrosesan foto udara, dan
membedakan film, filter, jenis foto udara
Menjelaskan prinsip dasar radiasi termal,
menerangkan penyiaman termal,
menginterpretasi citra termal, dan menjelaskan
penyiaman multispektral /hyperspektral
Menyebutkan perkembangan dan dasar
teori penginderaan jauh gelombang
mikro, dan menjelaskan resolusi dan
geometri SLAR
Menjelaskan pengertian dan definisi
penginderaan jauh, sumber energi
penginderaan jauh, interaksi energi dengan
atmosfer dan permukaan bumi
TSL250
DITSL Faperta IPB 2006
152
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
(GBPP)
Judul Mata Kuliah : Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra
Nomor Kode/sks : TSL 250/3(2-3)
Prasyarat Matakuliah : -
Deskripsi Singkat :
Matakuliah ini mencakup Pengertian dan Konsep Dasar Penginderaan Jauh; Penginderaan Jauh
Fotografik: Karakteristik dan Geometri Dasar Foto Udara, Interpretasi (visual) Foto Udara untuk
Penggunaan Lahan/Penutup Lahan, Fisiografi/Landform; Penginnderaan Jauh Multispektral:
Penginderaan Jauh Termal, Satelit Penginderaan Jauh Sumberdaya Alam, Satelit Penginderaan
Jauh Iklim dan Resolusi Tinggi; Penginderaan Jauh Gelombang Mikro; Radar Ruang Angkasa;
Pengolahan Citra Digital: Pengolahan Awal, Perentangan dan Penajaman Citra, Klasifikasi Citra
Digital, Integrasi Data dan Model Biofisik, dan Interpretasi Digital untuk Perubahan Penggunaan
Lahan.
Tujuan Instruksional Umum (TIU) :
Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian dan
konsep dasar penginderaan jauh, dapat menyebutkan teknologi Penginderaan Jauh, dapat
menggunakan citra foto dan citra satelit serta pengolahannya untuk tujuan inventarisasi,
monitoring dan pengelolaan sumberdaya alam.
Kuliah:
No Tujuan Instruksional Khusus
(TIK)
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu
(menit)
Pustaka
Setelah mengikuti kuliah ini
mahasiswa dapat:
1. - Menyebutkan GBPP,
jadwal kuliah dan
praktikum serta tata tertib
pengajaran
- Menjelaskan pengertian
dan definisi penginderaan
jauh, sumber energi
penginderaan jauh,
interaksi energi dengan
atmosfer dan permukaan
bumi.
1. Organisasi
pengajaran
2. Definisi dan
Konsep Dasar
Penginderaan
Jauh
1. Pengertian dan
Definisi
Penginderaan
Jauh
2. Karakteristik
Penginderaan
Jauh
3. Sumber Energi
Penginderaan
Jauh
4. Interaksi Energi
dengan Atmosfer
dan Obyek di
permukaan bumi
30
80
1,2,4
2.
Menjelaskan sistem fotografi
udara, menyebutkan
pemrosesan foto udara, dan
membedakan film, filter,
jenis foto udara
Penginderaan
Jauh Fotografik
1. Perkembangan
Sistem Fotografik
2. Kamera Udara
3. Foto Udara
Hitam-Putih:
100 1,2,4
TSL250
DITSL Faperta IPB 2006
153
No Tujuan Instruksional Khusus
(TIK)
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu
(menit)
Pustaka
Pemrosesan,
Kepekaan
Spektral Film,
Filter
4. Foto Udara
Berwarna:
Pemrosesan,
Kepekaan
Spektral Film,
Filter
3. Membedakan karakteristik
dasar foto udara dan
menjelaskan geometri foto
udara.
Karakteristik dan
Geometri Dasar
Foto Udara
1. Karakteristik
Dasar Foto Udara:
Foto Udara
Tegak
Skala Foto
Udara
Cakupan
Medan Foto
Udara
Resolusi
Fotografik
2. Geometri Dasar
Foto Udara:
Proyeksi
Pergeseran
Relief
100 1,2,4
4. Menjelaskan proses
pembuatan mosaik foto udara
tidak terkontrol,
menerangkan proses
interpretasi foto udara,
menyebutkan dan
menggunakan unsur-unsur
interpretasi untuk
penutup/penggunaan lahan
Interpretasi Foto
Udara
1. Pembuatan
Mosaik Tidak
Terkontrol
2. Definisi
Interpretasi dan
Proses Interpretasi
Foto Udara
3. Unsur-unsur
Interpretasi
4. Interpretasi Foto
Udara untuk
penutup/pengguna
an lahan,
5. Interpretasi Foto
Udara untuk
Geomorfologi dan
Tanah.
6. Interpretasi Foto
Udara untuk
Urban dan Rural.
200 1,2,4
5. Menjelaskan prinsip dasar
radiasi termal, menerangkan
penyiaman termal,
menginterpretasi citra termal,
dan menjelaskan penyiaman
multispektral /hyperspektral
Penginderaan
Jauh Termal
1. Prinsip radiasi
termal
2. Sensor termal dan
kalibrasi citra
termal
3. Interpretasi citra
termal
4. Aplikasi citra
75 1
TSL250
DITSL Faperta IPB 2006
154
No Tujuan Instruksional Khusus
(TIK)
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu
(menit)
Pustaka
termal untuk
pemetaan suhu
5. Penyiaman
multispektral dan
hiperspektral
6. Menyebutkan satelit-satelit
sumberdaya alam yang
operasional, menyebutkan
karakteristik satelit dan
sensor yang dibawanya, dan
mampu menginterpretasi data
citra
Satelit
Penginderaan
Jauh Sumberdaya
Alam dan Iklim
1. Perbedaan sistem
multispektral
dengan foto udara
2. Sistem Landsat
MSS, TM, ETM+
3. Karakteristik dan
Sensor Landsat
MSS, TM, ETM+
4. Interpretasi Citra
Landsat
5. Sistem Satelit
SPOT
6. Karakteristik dan
Sensor SPOT
7. Interpretasi Citra
SPOT
8. Satelit
Meteorologi
NOAA AVHRR
9. Karakteristik dan
Sensor NOAA
AVHRR
10. Aplikasi citra
satelit resolusi
menengah untuk
perubahan
penggunaan lahan
global, fisiografi/
landform
125 1
7. Menyebutkan satelit
sumberdaya alam optik
resolusi sangat tinggi dan
resolusi sedang/lokal,
membedakan dengan citra
resolusi sangat tinggi dengan
resolusi citra foto, dan
mengetahui aplikasinya
Satelit
Penginderaan
Jauh Iklim
Resolusi Sangat
Tinggi
1. Sistem satelit
IKONOS
2. Karakteristik dan
Sensor IKONOS
3. Sistem satelit
QuickBird
4. Karakteristik dan
Sensor QuicBird
5. Sistem satelit lain:
Aster dan MODIS
6. Aplikasi citra
satelit resolusi
tinggi untuk
pemetaan
penggunaan
lahan, urban dan
rural,
fisiografi/landfor
m
8. Menyebutkan perkembangan
dan dasar teori penginderaan
Penginderaan
Jauh Gelombang
1. Definisi dan
Perkembangan
TSL250
DITSL Faperta IPB 2006
155
No Tujuan Instruksional Khusus
(TIK)
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu
(menit)
Pustaka
jauh gelombang mikro, dan
menjelaskan resolusi dan
geometri SLAR
Mikro Teknologi Radar
2. Resolusi spasial
dan Geometri
SLAR
3. Karakteristik
transimisi Signal
dan pantulan radar
4. Interpretasi citra
SLAR
9. Menerangkan radar ruang
angkasa, dan
menyebutkanbentuk data
radar yang dihasilkan
Radar ruang
angkasa
1. Penginderaan jauh
Radar dari ruang
angkasa
2. Program satelit
ERS
3. Program satelit
JERS
4. Radarsat
5. ENVISAT
10. Menyebutkan manfaat
teknologi radar untuk
inventarisasi dan pengelolaan
sumberdaya alam, dan
mampu menggunakannya
1. Aplikasi untuk
inventarisasi dan
pemetaan
sumberdaya alam
2. Radar
interferometri
11. Menjelaskan pengertian dan
manfaat pengolahan citra
digital, mendeskripsikan
bentuk data digital dan
menyebutkan proses dan
tujuan pengolahan awal citra
PENGOLAHAN
CITRA
DIGITAL:
Pengolahan Awal
1. Pengertian
Pengolahan Citra
Digital dan
Aplikasinya
2. Data digital dan
Karateristik Citra
Digital
3. Rektifikasi dan
restorasi citra:
geometrik,
radiometrik,
penghilangan
desau
12. Menjelaskan tujuan
penajaman gambar,
menyebutkan dan
membedakan teknik
penajaman gambar
Perentangan dan
Penajaman Citra
1. Manipulasi
Kontras
2. Manipulasi
Kenampakan
spasial
3. Manipulasi multicitra
13. Menerangkan tujuan
klasifikasi citra dan
menyebutkan pendekatannya
(ISOCLASS, klasifikasi
paralelpiped, kemungkinan
maksimum) untuk pemetaan
penutup lahan
Klasifikasi Citra
Digital
1. Klasifikasi Citra
2. Klasifikasi
Terbimbing:
cluster/ISOCLAS
3. Klasifikasi Tidak
Terbimbing:
Tahap Klasifikasi,
Pendekatan
Klasifikasi
4. Pasca Klasifikasi
TSL250
DITSL Faperta IPB 2006
156
No Tujuan Instruksional Khusus
(TIK)
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu
(menit)
Pustaka
5. Penilaian Akurasi
Klasifikasi
14. Menjelaskan dan
menyebutkan prosedur
deteksi perubahan landuse
Deteksi
Perubahan Land
Use
1. Pendekatan
Deteksi
Perubahan
Penutup/
Penggunaan
Lahan
2. Pembuatan Peta
Perubahan
Penutup/
Penggunaan
Lahan
50 1,3,4,5
15. Menjelaskan integrasi data
SIG dan GIS, dan hubungan
data spaktral dengan data
biofisik, membuat pemodelan
biofisik
Integrasi Data dan
Model Biofisik
1. Integrasi data
penginderaan jauh
dan data SIG
2. Pemodelan
Biofisik: suhu,
klorofil, biomassa
100 1,3,4,5
16. Menjelaskan perkembangan
Penginderaan Jauh Kedepan
Perkembangan
Penginderaan
Jauh
Perkembangan: masa
lalu, terkini dan
kedepan
50 1,2,3,4,5
Referensi:
1. Lillesand, T.M. dan R.W. Kiefer. 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. 3rd
Edition. John Wiley & Sons, Inc.
2. Sabin, F.F., Jr. 1986. Remote Sensing: Principles and Intrpretation. 2nd Edition. Freeman,
New York.
3. Jensen, J.R. 1996. Introductory Digital Image Processing: A Remote Sensing
Perspektive. Prentice-Hall, Engewood Clifft, NJ.
4. E.C. Barret dan L.F. Curtis. 1992. Introduction to Environtmental Remote Sensing. 3rd
Edition. Chapman & Hall, New York
5. J.A. Richards. 1986. Remote Sensing Digital Image Analysis: An Introduction. Springer-
Verlag, New York.
TSL250
DITSL Faperta IPB 2006
157
ANALISIS INSTRUKSIONAL
Mata Kuliah : Praktikum Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra TSL250/3(2-3)
Menyebutkan dan menjelaskan informasi
tepi; Mampu melihat dan menjelaskan
kenampakan 3 dimensi
Mengenal dan mengetahui tone kelabu dan warna;
Menilai dan membedakan tone kelabu dan warna pada
foto udara hitam putih dan berwarna; Mendelineasi
objek hanya berdasarkan tone.
Menguraikan proses interpretasi dan unsur-unsur
interpretasi dan kunci interpretasi; Menginterpretasi
foto udara secara visual untuk pemetaan
penutup/penggunaan lahan Mendelineasi objek hanya
berdasarkan tone.
Membedakan kenampakan obyek air, tanah dan
vegetasi pada Landsat TM pada band TM1, TM2,
TM3, TM4, TM5 dan TM7; mengekstrak informasi
air, tanah, dan vegetasi dari band tertentu
Menggunakan software pengolahan gambar ERDAS
IMAGINE; Menyajikan citra, dan memotong citra
(cropping) berdasarkan batas administrative/
penelitian
TIU
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menganalisis citra foto dan citra satelit baik
secara visual maupun digital guna mengekstrak kenampakan permukaan bumi untuk tujuan
manajemen sumberdaya lahan.
Mengekstrak informasi perubahan penutup/ penggunaan lahan;
Mengerjakan analisis perubahan penutup/ penggunaan lahan
Mengekstrak wilayah vegetasi dengan indeks vegetasi
Menguraikan proses interpretasi dan unsur-unsur
interpretasi utama pada interpretasi citra satelit;
Menginterpretasi citra satelit secara visual untuk
pemetaan penutup/ penggunaan lahan
Menyebutkan perbedaan pendekatan klasifikasi tidak
terbimbing dan terbimbing; Mengerjakan klasifikasi
citra untuk pemetaan penutup/penggunaan lahan
Menjelaskan tahap koreksi geometrik untuk citra
belum terkoreksi; Menjelaskan metoda resampling
dari digital number
TSL250
DITSL Faperta IPB 2006
158
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
(GBPP)
Judul Mata Kuliah : Praktikum Penginderaan Jauh
dan Interpretasi Citra
Nomor Kode/sks : TSL 250/3(2-3)
Deskripsi Singkat :
Praktikum ini mencakup Informasi Tepi Foto Udara, dan Penglihatan Stereoskopik; Identifikasi
dan Pembedaan Tone Kelabu Dan Warna; Intretasi Visual Foto Udara; Kenampakan Obyek Pada
Band Tampak Mata dan Band Infra Merah Dekat; Interpretasi Visual Citra Satelit; ERDAS
IMAGINE: Display dan Subset Citra; Koreksi Geometrik Citra (TM dan SPOT); Klasifikasi
Citra Digital: Tidak Terbimbing dan Terbimbing; Ekstraksi Vegetasi: NDVI dan Perubahan
Penutup dan Penggunaan Lahan
Tujuan Instruksional Umum (TIU) :
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menganalisis citra foto dan citra
satelit baik secara visual maupun digital guna mengekstrak kenampakan permukaan bumi untuk
tujuan manajemen sumberdaya lahan.
Praktikum:
No
Tujuan Instruksional Khusus
(TIK)
Pokok
Bahasan
Sub-Pokok Bahasan
Waktu
(menit)
Pustaka
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa dapat:
1. - Menyebutkan dan
menjelaskan informasi
tepi pada foto udara
- Mampu melihat dan
menjelaskan
kenampakan 3 dimensi
Informasi
Tepi Foto
Udara, dan
Penglihatan
Stereoskopik
150 1
2.
- Mengenal dan
mengetahui tone kelabu
dan warna
- Menilai dan
membedakan tone
kelabu dan warna pada
foto udara hitam putih
dan berwarna
- Mendelineasi objek
hanya berdasarkan tone.
Identifikasi
dan
Pembedaan
Tone Kelabu
Dan Warna
150 1
3. - Menguraikan proses
interpretasi dan unsurunsur
interpretasi dan
kunci interpretasi,
- Menginterpretasi foto
udara secara visual
untuk pemetaan
penutup/penggunaan
lahan
Intretasi
Visual Foto
Udara
150 1
4. - Membedakan
kenampakan obyek air,
tanah dan vegetasi pada
Kenampakan
Obyek Pada
Band Tampak
150 1
TSL250
DITSL Faperta IPB 2006
159
No
Tujuan Instruksional Khusus
(TIK)
Pokok
Bahasan
Sub-Pokok Bahasan
Waktu
(menit)
Pustaka
Landsat TM pada band
TM1, TM2, TM3, TM4,
TM5 dan TM7
- mengekstrak informasi
air, tanah, dan vegetasi
dari band tertentu
Mata dan
Band Infra
Merah Dekat
5. - Menguraikan proses
interpretasi dan unsurunsur
interpretasi utama
pada interpretasi citra
satelit,
- Menginterpretasi citra
satelit secara visual
untuk pemetaan
penutup/ penggunaan
lahan
Interpretasi
Visual Citra
Satelit
150 1
6. - Menggunakan software
pengolahan gambar
ERDAS IMAGINE
- Menyajikan citra, dan
memotong citra
(cropping) berdasarkan
batas
administrative/penelitian
ERDAS
IMAGINE:
Display dan
Subset Citra
150 2
7. - Menjelaskan tahap
koreksi geometrik untuk
citra belum terkoreksi
- Menjelaskan metoda
resampling dari digital
number
Koreksi
Geometrik
Citra (TM dan
SPOT)
150 2
8. - Menyebutkan perbedaan
pendekatan klasifikasi
tidak terbimbing dan
terbimbing
- Mengerjakan klasifikasi
citra untuk pemetaan
penutup/penggunaan
lahan
Klasifikasi
Citra Digital:
Tidak
Terbimbing
dan
Terbimbing
150 2
9. - Mengekstrak wilayah
vegetasi dengan indeks
vegetasi
Ekstraksi
Vegetasi:
NDVI
150 2
10. - Mengekstrak informasi
perubahan penutup/
penggunaan lahan
- Mengerjakan analisis
perubahan penutup/
penggunaan lahan
Perubahan
Penutup dan
Penggunaan
Lahan
150 2
Daftar Pustaka:
1. Ardiansyah, M. 2005. Penutun Praktikum Penginderaan Jauh: Modul Visual. Lab.
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Spasial, Dep. ITSL.
TSL250
DITSL Faperta IPB 2006
160
2. Ardiansyah, M. 2005. Penutun Praktikum Penginderaan Jauh: Modul Digital. Lab.
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Spasial, Dep. ITSL
TSL250
DITSL Faperta IPB 2006
161

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK HIDROSEFALUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIDROSEFALUS

1. DEFINISI
Merupakan sindrom klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progrsif pada system ventrikel cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan- jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung  yang meningkatkan  yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili aracnoid. Akibat berlebihnya cairan cerebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial  mengakibatkan terjadinya peleburan ruang- ruang tempat mengalirnya liquor.
Beberapa tipe Hidrosefalus berhubungan dengan kenaikan tekanan intrakranial:
a. Hidrosefalus Non- Komunikasi (nonkomunikating hidrosefalus)
Biasanya diakibatkan obstruksi dalam sistem ventrikuler yang mencegah bersikulasinya CSF. Kondisi tersebut sering dijumpai pada orang lanjut usia yang berhubungan dengan malformasi congenital pada sistem saraf pusat atau diperoleh dari lesi (space occuping lesion) ataupun bekas luka. Pada klien dewasa dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi lesi pada sistem ventrikular atau bentukan jaringan  adhesi atau bekas luka didalam sistem ventrikular. Pada klien dengan garis sutura yang berfungsi atau pada anak- anak dibawah usia 12- 18 bulan dengan tekanan intrakranialnya tinggi mencapai ekstrim, tanda- tanda dan gejala kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak- anak yang garis suturanya tidak bergabung terdapat pemisahan/ separasi garis sutura dan pembesaran kepala.
b. Hidrosefalus  Komunikasi (komunikating hidrosefalus)
Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSF tetapi fillus aracnoid untuk mengabsorbsi CSF terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau malfungsional. Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan karena dipenuhinya villus aracnoid dengan darah sesudah terjadinya hemorrage suparacnoid (klien memperkembangkan tanda dan gejala- gejala peningkatan ICP)

c. Hidrosefalus Bertekan Normal (normal pressure hidrosefalus)
Ditandai pembesaran sister basilar dan ventrikel disertai dengan kompresi jaringan serebral, maka terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya normal, gejala- gejala dan tanda- tanda lainnya meliputi: dimentia, ataxci gaid, incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan dengan cidera kepala, hemorrage serebral atau trombisis, mengitis; pada beberapa kasus( kelompok umur 60-70 tahun) ada kemungkinan ditemukan hubungan tersebut. 

2. ETIOLOGI DAN PATOLOGI
Hidrosefalus dapat disebabkan oleh kelebihan atau tidak cukupnya penyerapan CSF pada otak atau abstruksi yang muncul mengganggu sirkulasi CSF disistem ventrikuler. Kondisi  diatas diikuti oleh pembesaran kepala. Obstruksi pada lintasan yang sempit( framinamonro, acuaduktus silvius, poramina mengindie dan lusckha) pada ventrikuler menyebabkan hedrosefalus yang disebut non komunicating ( internal hidrosefalus).
Obstruksi biasanya terjadi pada duktus silvius diantara ventrikel ke III dan IV yang diakibatkan perkembangan yang salah , infeksi atau tumor sehingga CSF tidak dapat bersirkulasi dari sistem ventrikuler ke sirkulasi subaracnoid diman  secara normal akan diserap kedalam pembuluh darah sehingga menyebabkan ventrikel lateral dan ke III membesar dan terjadi kenaikan  ICP.
Tipe lain dari hidrosefalus disebut : comunicating ( eksternal hidrosefalus) diman a sirkulasi cairan dari sistem ventrikuler ke ruang subaracnoid  tidak terhalangi, ini mungkin disebabkan karena kesalahan absorbbsi cairan oleh sirkulasi vena. Tipe hidrosefalus  terlihat bersama- sama dengan malformasi cerebrospinalis sebelumnya.


3. TANDA DAN GEJALA
a.     Kepala bisa berukuran normal dengan fontanela anterior menonjol, lama kelamaan menjadi besar dan mengeras menjadi bentuk yang karakteristik oleh peningkatan dimensi ventrikel lateral dan anterior- posterior diatas proporsi ukuran wajah dan badan bayi.
b.     Puncak orbital tertekan kebawah dan mata terletak agak kebawah dan keluar dengan penonjolan putih mata yang tidak biasanya.
c.      Tampak adanya dsitensi vena superfisialis  dan kulit kepala menjadi tipis serta rapuh. Uji radiologi : terlihat tengkorak mengalami penipisan dengan sutura yang terpisah- pisah dan dan pelebaran vontanela.
d.     Ventrikulogram menunjukkan pembesaran pada sistem ventrikuler. CT Scan dapat menggambarkan sistem ventrikuler dengan penebalan jaringan dan adanya massa pada ruang Occuptional.
e.      Pada bayi terlihat lemah dan diam tanpa aktivitas normal. Proses ini pada tipe communicating dapat tertahan secara spontan dan dapat terus dengan menyebabkan atrofi  optik, spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan kematian, jika anak hidup akan terjadi retaldasi mental dan fisik.


4. PENATALAKSANAAN  PERAWATAN KHUSUS
Hal- hal yang harus dilakukan dalam rangka penatalaksanaan post- operatif dan penilaian neurologis adalahsebagai berikut:
1.     Post- operatif : jangan menempatkan klien pada posisi operasi.
2.     Pada beberapa pemintasan, harus di ingat bahwa terdapat katup (biasanya terletak pada tulang mastoid) dimana dokter dapat memintanya di pompa.
3.     Jaga teknik aseptik yang ketat pada balutan.
4.     Amati adanya kebocoran disekeliling balutan.
5.     Jika status neurologi klien tidak memperlihatkan kemajuan, patut diduga danya kegagalan operasi ( malfungsi karena kateter penuh), gejala dan tanda yang diamati dapat berupa peningkatan ICP.








5. HIDROSEFALUS PADA ANAK atau BAYI
1. Kongenital
Merupakan hidrosefalus yang sudah diderita sejak bayi sudah dilahirkan, sehongga:
·        Pada saat lahir keadaan  otak bayi terbentuk kecil
·        Terdesak oleh banyaknya cairan didalam kepala dan tingginya tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.
2. Di Dapat
Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar, dengan penyebabnya dalah penyakit- penyakit tertentu misalnya trauma, TBC yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak tuntas.

Pada hidrosefalus didapat pertumbuhan otak sudah sempurna, tetapi kemudian terganggu oleh sebab adanya peninggian intrakranial. Sehingga perbedaan hidrisefaluf kongenital dengan di dapat terletak pada pembentukan otak dan kemungkinan prognosanya.

Penyebab sumbatan aliran CSF yang sering terdapat pada anak atau bayi:
1.     kelainan kongenital
2.     infeksi di sebabkan oleh perlengketan meningen akibat infeksi dapat terjadi peleburan ventrikel pada masa akut ( misal; Meningitis)
3.     neoplasma
4.     perdarahan, misalnya perdarahan sebelum atau sesudah lahir.


Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini terbagi dalam 2 bagian:
1.     hidrosefalus komunikan
Apabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga terdapat aliran bebas CSF dalam sistem ventrikuler sampai ketempat sumbatan.
       2.  hidrosefalus non komunikan
Apabila obstruksinya terdapat pada sistem ventrikuler sehingga       menghambat aliran bebas dari CSF. Biasanya gangguan yang terjadi pada hidrosefalus kongenital adalah pada sistem ventrikal sehingga terjadi bentuk hidrosefalus non komunikan.


6. MANIFESTASI KLINIS
1. Bayi;
·        kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.
·        Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi tegang, keras, sedikit tinggi dari permikaan tengkorak.
Tanda- tanda peningkatan intrakranial:
·        Muntah
·        Gelisah
·        Menangis dengan suara tinggi
·        Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan pernapasan dan tidak teratur, perubahan pupil, lethargi- stupor.
·        Peningkatan tonus otot ekstermitas
      Tanda- tanda fisik lainnya:
·        Dahi menonjol bersinar atau mengkilat dan pembuluh- pembuluh darah terlihat jelas.
·        Alis mata dan bulu mata keatas, sehingga selera terlihat seolah- olah diatas iris.
·        Bayi tidak dapat melihat keatas.” sunset eyes”.
·        Strabismus, nystagmus, atropi optik.
·        Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya keatas.

2. Anak yang telah menutup suturanya;
      Tanda- tanda peningkatan intrakranial:
·        Nyeri kepala
·        Muntah
·        Lathergi, lelah, apatis, perubahan personalitas
·        Ketegangan pada sutura cranial terlihat pada anak berusia 10 tahun
·        Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer
·        Strbismus
·        Perubahan pupil








ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

1.1. Anamnese
1. Riwayat penyakit/ keluhan utama
Muntah, gelisah, nyeri kepala, lethergi, lelah, apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontraksi penglihatan perifer.
2. Riwayat Perkembangan
Kelahiran: prematur, lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis keras atau tidak.
Kekejangan: mulut dan perubahan tingkah laku.
Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur.
Keluhan sakit perut.


1.2. Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi:
·        Anak dapat melihat keatas atau tidak
·        Pembesaran kepala
·        Dahi menonjol dan mengkilat, serta pembuluh darah terlihat jelas.
b. Palpasi
·        Ukur lingkar kepala: kepala semakin membesar.
·        Fontanela: keterlambatan penutupan fontanela anterior sehingga fontanela tegang, keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
c. Pemeriksaan Mata
·        Akomodasi
·        Gerakan bola mata
·        Luas lapang pandang
·        Konvergensi
·        Didapatkan hasil: alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas.
·        Stabismus, nystagmus, atropi optik.

1.3. Observasi Tanda- tanda Vital:
Didapatkan data- data sebagai berikut:
·        Peningkatan sistole tekanan darah
·        Penurunan nadi/ Bradikardia
·        Peningkatan frekuensi pernapasan

1.4. Diagnosis Klinis
a. Transimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan lokalisasi pengumpulan cairan banormal ( transsimulasi terang)
b. Perkusi tengkorak kepala bayi akan menghasilkan bunyi ”Crakedpot” ( Mercewen’s Sign)
c. Opthalmoscopy: Edema pupil
d. CT Scan memperlihatkan ( non- invasive) tipe hidrosefalus dengan nalisisikomputer.
e. Radiologi:
Ditemukan pelebaran sutura, erosi tulang intracranial.


2.DIAGNOSA KEPERAWATAN

2.1. Pre Operatif
1. Gangguan rasa nyaman: Nyeri sehubungan dengan meningkatnya tekanan intrakranial.
Data Indikasi: Adanya keluhan nteri kepala, meringis atau menangis, gelisah, kepala membesar.
Tujuan: Klien akan mendapatkan kenyamanan, nyeri kepala berkurang.
Intervensi:
·        Jelaskan penyebab nyeri
·        Atur posisi klien
·        Ajarkan teknik relaksasi
·        Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian Analgesik
·        Persiapan operasi

2. Kecemasan orang tua sehubungan dengan keadaan anak yang akan mengalami operasi.
Dta Indikasi: Ekspresi verbal menunjukkan kecemasan dan keadaan anaknya.
Tujuan: Kecemasan orang tua berkurang atau dapat diatasi.
Intervensi:
·        Dorong orang tua untuk berpartisipasi sebanyak mungkin untuk merawat anaknya.
·        Jelaskan pada orang tua tentang masalah anak terutama ketakutannya menghadapi operasi otak dan ketakutan terhadap kerusakan otak
·        Berikan infomasi yang cukup tentang prosedur operasi dan berikan jawaban dengan benar dan sejujurnya serta hindari keslah pahaman.

3. Potensi kekurangan cairan dan elektrolit sehubungan dengan intake yang kurang , serta muntah.
Data Indikasi: keluhan muntah, jarang minum.
Tujuan: tidak terjadi kekurangan cairan dan elektrolit
Intervensi:
·        Kaji tanda- tanda kekurangan cairan
·        Monitor intake dan out put
·        Berikan terapi cairan dan tetesan infus
·        Monitor tanda- tanda vital


2.2. Post-  Operatif
1. Gangguan rasa nyaman: Nyeri sehubungan dengan tekanan pada kulit yang dilakukan  shunt.
Data Indikasi: adanya keluhan nyeri, ekspresi non verbal adanya nyeri.
Tujuan: Rasa nyaman klien akan terpenuhi, nyeri berkurang.
Intervensi:
·        Beri kapas secukupnya dibawah telinga yang dibalut
·        Aspirasi shunt (posisi semi fowler)
·        Bila harus memompa shunt, maka pemompa dilakukan perlahan- lahan dengan interval yang telah ditentukan.
·        Kolaborasi dengan tim medis bila ada kesulitan dalam pemompaan shunt
·        Observasi tingkat kesadaran dengan memperlihatkan perubahan muka (pucat, dingin, berkerimgat)
·        Kaji orisinil nyeri: lokalisasi dan radiasinya.

2. Resiko tinggi terjadinya gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan intake yang tidak adequat.
Dta Indikasi: adanya keluhan kesulitan dalam mengonsumsi makanan.
Tujuan: Tidak terjadi gangguan nutrisi
Intervensi:
·        Berikan makanan lunak tinggi kalori tinggi protein.
·        Berikan klien makanan dengan posisi semi fowler dan berikan waktu yang cukup untuk menelan.
·        Ciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan terhindar dari bau- bauan yang tidak enak.
·        Monitor terapi secara intravena
·        Timbang berat badab bila mungkin.
·        Jagalah kebersihan mulut ( Oral Hygiene)
·        Berikan makanan ringan diantara waktu makan.


3. Resiko tinggi terjadinya infeksi sehubungan dengan infiltrasi bakteri melalui shunt.
Tujuan: tidak terjadi infeksi/ klien bebas dari infeksi.
Intervensi:
·        Monitor terhadap tanda- tanda infeksi
·        Pertahankan tehnik kesterilan dalam prosedur perawatan
·        Cegah terhadap terjadinya gagguan suhu tubuh
·        Pertahankan prinsip aseptik dalam drainase dan ekspirasi shunt


4. Resiko tinggi terjadinya kerusakan integritas kulit dan kontraktur sehubungan dengan imobilisasi.
Tujuan: Pasien bebas dari kerusakan integritas kulit dan kontraktur.
Intervensi:
·        Mobilisasi klien ( Miki dan Mika) setiap 2 jam.
·        Observasi terhadap tanda- tanda kerusakan integritas kulit dan kontraktur
·        Jagalah kebersihan dan kerapian tempat tidur
·        Berikan latihan secara pasif dan perlahan- lahan.




























KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami diberikan pikiran dan kesempatan untuk menyusun makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, mungkin tanpa adanya bantuan tersebut kami akan sulit untuk menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini pasti banyak ditemui kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian demi sempurnanya makalah ini dengan baik.








                                                                   Tim Penyusun





 

 

 

DAFTAR PUSTAKA


·        http;//akperppnisolojateng.blogspot.com/2008/12/askep-dengan-hidrosefalus.html