KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi allah rob semesta alam
atas segala nikmat, karunia dan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tuga makalah ini. Sholawat beserta salam tetap terlimpahkan
kepada junjungan kita, suri tauladan kita Nabi besar Muhammad SAW, beseta
keluarganya, sahabat dan para pengikutnya.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan dan penyajian makalah ini masih sangat banyak
kekuranagn dan kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun untuk kemajuan penulis dalam menyusun makalah yang selanjutnya.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan umumnya
kepada para pembaca sekalian.
Wasalamu`alaikum
Wr. Wb.
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya
Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan
yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran (
intruction ). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep
pembelajaran berakar pada pihak pendidik.
Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik
dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai
pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah
seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan
belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik,
guru (pendidik), tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar, media dan
evaluasi. Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang
positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti
: perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over
behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur
katanya, motorik dan gaya hidupnya.
Tujuan pembelajaran yang diinginkan tentu yang optimal, untuk itu ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik, salah satu diantaranya yang menurut
penulis penting adalah metodologi mengajar.
Mengajar merupakan istilah kunci yang hampir tak pernah luput dari pembahasan
mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara keduanya.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena
keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara/mengajar
gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun,
rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan
terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya,
motorik dan gaya hidupnya.
Metodologi mengajar banyak ragamnya, kita sebagai pendidik tentu harus memiliki
metode mengajar yang beraneka ragam, agar dalam proses belajar mengajar tidak
menggunakan hanya satu metode saja, tetapi harus divariasikan, yaitu
disesuaikan dengan tipe belajar siswa dan kondisi serta situasi yang ada pada
saat itu, sehingga tujuan pengajaran yang telah dirumuskan oleh pendidik dapat
terwujud/tercapai. Karena begitu pentingnya metode mengajar dalam pembelajaran
maka penulis tergugah untuk menulis dan menguraikannya sehingga makalah ini
penulis beri judul "Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar
Siswa".
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka timbul
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Benarkah pendidikan dapat menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia
(SDM) dalam kegiatan pengajaran ?
2. Adakah Interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM) ?
3. Apakah komponen-komponen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ?
4. Apakah tipe belajar siswa berbeda-beda ?
5. Apakah pendidik perlu mengenal tipe belajar siswa ?
6. Apakah tipe belajar siswa perlu di observasi ?
7. Apakah
pendidik perlu memiliki berbagai macam metode mengajar ?
8. Apa hubungan metodologi mengajar dengan tipe belajar siswa ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, agar penguraian makalah
lebih terarah dan terfokus maka penulis batasi pada point 4,5,6,7 dan 8 dari identifikasi
masalah di atas yaitu :
1. Apakah tipe belajar siswa berbeda-beda ?
2. Apakah pendidik perlu mengenal tipe belajar siswa ?
3. Apakah tipe belajar siswa perlu di observasi ?
4. Apakah pendidik perlu memiliki berbagai macam metode mengajar ?
5. Apa hubungan metodologi mengajar dengan tipe belajar siswa ?
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, Identifikasi dan batasan masalah maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah tipe belajar siswa berbeda-beda ?
2. Apakah pendidik perlu mengenal tipe belajar siswa ?
3. Apakah tipe belajar siswa perlu di observasi ?
4. Apakah pendidik perlu memiliki berbagai macam metode mengajar ?
5. Apa hubungan metodologi mengajar dengan tipe belajar siswa ?
E. Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menginformasikan bagi para pembaca, bahwa
betapa pentingnya metodologi mengajar dikuasai oleh pendidik, dan diusahakan
metodologi yang dimiliki pendidik pada saat praktek disesuaikan dengan tipe
belajar siswa, sehingga diharapkan materi yang kita sampaikan terekam dan
tercerna oleh peserta didik, dan dapat ditunjukan oleh mereka pada sikap dan
prilaku dalam kesehariannya.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pengertian Tipe
Tipe : sikap, gerak, gerik, lagak yang menandai ciri seseorang, atau gerakan
tertentu yang diatur untuk menarik perhatian orang lain.
2. Pengertian Belajar
² Cronbach (1954) berpendapat : Learning is shown by a change in behaviour as
result of experience ; belajar dapat dilakukan secara baik dengan jalan
mengalami.
² Menurut Spears : Learning is to observe, to read, to imited, to try something
themselves, to listen, to follow direction, dimana pengalaman itu dapat
diperoleh dengan mempergunakan panca indra.
² Robert. M. Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learning mengemukakan
bahwa : Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists
over a period time, and wich is not simplyascribable
to process of growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan
manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh
proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh
faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.
Dalam teori psikologi konsep belajar Gagne ini dinamakan perpaduan antara
aliran behaviorisme dan aliran instrumentalisme.
² Lester.D. Crow and Alice Crow mendefinisikan : Learning is the acuquisition
of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya untuk memperoleh
kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap.
² Hudgins Cs. (1982) berpendapat Hakekat belajar secara tradisional belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah laku, yang
mengakibatkan adanya pengalaman .
² Jung , (1968) mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses dimana tingkah
laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh pengalaman.
² Ngalim Purwanto, (1992 : 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah segenap
rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang
dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau
kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya.Oleh sebab itu apabila
setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif
dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak
bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.
Pada dasarnya prinsip belajar lebih dititikberatkan pada aktivitas peserta
didik yang menjadi dasar proses pembelajaran baik dijenjang Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
maupun Tingkat Perguruan Tinggi.
3. Pengertian Siswa / Peserta Didik
² A person registrered in an education and pursuing a course of study
(Seseorang yang terdaftar pada sebuah lembaga pendidikan dan mengikuti suatu
jalur studi). Asa S. Knowles, Editor-in-Chief, The International Encyclopedia
of Higher Education, Volume 1, 1977.
² A student is a man or woman, who knows how tp read books. (Seorang peserta
didik adalah seorang pria atau wanita yang mengetahui cara membaca buku-buku).
The Future of The Indian University
² Peserta didik (siswa) adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak
sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya
untuk mencapai tujuan (Aminuddin Rasyad, 2000 : 105)
² Peserta didik atau siswa atau murid atau terdidik.
Siapa dan bagaimana peserta didik itu ?
1) Peserta didik sebagai individu / pribadi ( manusia seutuhnya ) :
Individu ini diartikan "Seseorang yang tidak bergantung pada orang lain,
dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak
dipaksa dari luar, juga mempunyai sifat dan keinginan sendiri ( Abu Ahmadi,
1991 ; 39 )
Untuk itu peserta didik harus dipandang secara filosofis, yaitu menerima
kehadiran keakuannya, keindividuannya, sebagaimana mestinya ia ada (
eksistensinya ).
2) Peserta didik menurut tahap dan perkembangan umur
a. 0 - 7 tahun masa kanak-kanak
masa
kanak-kanak adalah masa mulai bermain, berkawan, berkomunikasi dengan dunia
luar.
b. 7 - 14 tahun masa sekolah
pada usia-usia 12 tahunan biasanya siswa memasuki masa kritis, dimana pendidik
harus lebih memperhatikan dan memberi pengertian, serta bimbingan.
c. 14 - 21 tahun puberitas
masa puberitas terbagi tiga :
a) Masa pra puberitas : wanita 12 - 13 th Laki-laki 13 - 14 th
b) Masa puberitas : wanita 13 - 18 th Laki-laki 14 - 18 th
c) Masa adolesen : wanita 18 - 21 th Laki-laki 18 - 23 th
3) Peserta didik menurut status dan tingkat kemampuan.
Kata status disini diartikan dengan keadaan peserta didik dipandang secara umum
dalam kemampuannya ( kecerdasannya ).
Kemampuan peserta didik dapat digolongkan 3 kelompok :
a. Peserta didik super normal
b. Peserta didik normal
c. Peserta didik sub normal
Untuk lebih rincinya lihat skema dibawah ini :
Genius IQ 140 keatas
Super normal Gifted IQ 130 - 140
Superior IQ 110 - 130
Normal dan Normal IQ 90 - 110
Derajat mental Sedikit di bawah
Normal Sub Normal /
Berdoline IQ 70 - 90
Debil IQ 50 - 70
Sub normal Insibil IQ 25 - 50
Idiot IQ 20 - 25
4. Pengertian Tipe Belajar Siswa
Dari pengertian-pengertian yang penulis uraikan di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa tipe belajar siswa adalah suatu sikap atau lagak yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima
pelajaran yang dibutuhkannya, berdasarkan pengalaman yang dialaminya sendiri
dengan mempergunakan alat indranya.
5. Pengertian Metodologi
Metodologi berasal dari bahasa Latin " Meta " dan " Hodos "
meta artinya jauh (melampaui), Hodos artinya jalan (cara). Metodologi adalah
ilmu mengenai cara-cara mencapai tujuan.
6. Pengertian Mengajar
² Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah " . suatu rangkaian
kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima,
menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu ".
² Tyson
dan Caroll (1970) mengemukakan bahwa mengajar ialah . a way working with
students ... A process of interaction . the teacher does something to student,
the students do something in return. Dari definisi itu tergambar bahwa mengajar
adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan
guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.
² Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah " . suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan anak, sehingga terjadi proses belajar".
² Tardif (1989) mendefinisikan, mengajar adalah . any action performed by an
individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another
individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan
seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang
lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.
² Biggs (1991), seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga
macam pengertian yaitu :
a. Pengertian Kuantitatif dimana mengajar diartikan sebagai the transmission of
knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu
menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan
sebai-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab
pengajar.
b. Pengertian institusional yaitu mengajar berarti . the efficient
orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar
secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan
berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe
belajar serta berbeda bakat , kemampuan dan kebutuhannya.
c. Pengertian kualitatif dimana mengajar diartikan sebagai the facilitation of
learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna
dan pemahamannya sendiri.
Dari definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas yang tersistem dari sebuah
lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling
berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga terjadi proses belajar dan
tujuan pengajaran tercaqpai.
7. Pengertian Metodologi Mengajar
Dari definisi-definisi metodologi dan mengajar yang telah diuraikan di atas,
maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pengertian metodolgi mengajar adalah
ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari
sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling
berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan
dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh
pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta
dipraktekkan pada saat mengajar.
B. Metode Mengajar
Beberapa metode mengajar yang dapat divariasikan oleh pendidik diantaranya :
1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti
secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai
satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan
paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai
dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak
didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2. Metode diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode
mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem
solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group
discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
3. Metode
demontrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu
proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa (Daradjat, 1985)
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja
suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui
pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful
Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa
yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
4. Metode ceramah plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu
metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis
akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab
dan pemberian tugas.
Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3). Pemberian tugas kepada siswa.
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya,
yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi,
dan akhirnya memberi tugas.
c. Metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi
pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)
5. Metode resitasi ( Recitation method )
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat
resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil
inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil
pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
6. Metode percobaan ( Experimental method )
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik
perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
Syaiful Bahri Djamarah, (2000)
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan
dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru
atau buku.
b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan ekperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti
untuk melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
7. Metode Karya Wisata ( Study tour method )
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu
oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama
dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian
dibukukan.
Kelebihan
metode karyawisata sebagai berikut :
a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
b. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan
utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak
didik di lapangan.
e. Biayanya cukup mahal.
f. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
8. Metode latihan keterampilan ( Drill method )
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak
ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu,
bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya.
Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf,
membuat dan menggunakan alat-alat.
b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian,
penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal
yang monoton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme.
9. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih
dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang
pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik
membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka
setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik
tersebut.
10. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh
temannya sendiri
11. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )
Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal,
lalu diminta pemecahannya.
12. Metode perancangan ( projeck method )
yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang
akan diteliti sebagai obyek kajian.
Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :
a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan
menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan.
b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis
dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar
dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan
untuk ini.
c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup
fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit
yang dibahas.
13. Metode Bagian ( Teileren method )
yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat
per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan
dengan masalahnya.
14. Metode Global (Ganze method )
yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi,
kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari
materi tersebut.
C. Perbandingan Ciri Khas Metode Mengajar
Metode Sifat Materi Tujuan Keunggulan Kelemahan
CeramahDemonstrasiDiskusi Informatif, faktualPrinsipal,faktual,keterampilanPrinsipal,
konseptual, keterampilan Pemahaman PengetahuanPemahaman
aplikasiPemahamanAnalisis, sintesis,Evaluasi, aplikasi Lebih banyak materi yang
tersajiSiswa berpengalamanDan berkesan mendalam.Siswa aktif, berani dan kritis
Siswa pasifLebih banyak alat dan biayaMemboroskan waktuDidominasiSiswa
yangpintar
Metode mengajar yang dimiliki pendidik usahakan divariasikan, agar siswa-siswi
dalam kelas yang tipe belajarnya pasti beragam itu dapat menerima, mencerna,
menguasai materi yang diberikan oleh pendidik seefisien dan seefektif mungkin.
Bagaimana agar yang kita harapkan itu menjadi kenyataan ? Salah
satu solusinya adalah pendidik disamping menguasai beberapa metode mengajar,
harus tahu juga tipe belajar para siswanya. Supaya sinkron antara metode
mengajar pendidik dengan tipe belajar peserta didik. Artinya metode yang
digunakan dalam megajar telah disesuaikan dengan tipe belajar peserta didik.
Misal tipe belajar siswa visual, maka akan lebih mudah dicerna oleh siswa
apabila guru mengajar dengan slide, makalah, atau digambarkan langsung di papan
tulis. Untuk itu mari kita lihat beberpa tipe belajar siswa .
D. Beberapa Tipe Belajar Siswa
Mengetahui tipe belajar siswa membantu guru untuk dapat mendekati semua atau
hampir semua murid hanya dengan menyampaikan informasi dengan gaya yang
berbeda-beda yang disesuaikan dengan tipe belajar siswa.
Beberapa Tipe Belajar Siswa Sebagai Berikut :
1. Tipe Belajar Visual.
Bagi siswa yang bertipe belajar visual, yang mememgang peranan penting adalah mata
/ penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru
sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke
obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara
menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan
tulis.
Ciri-ciri Tipe Belajar Visual :
² Bicara agak cepat
² Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
² Tidak mudah terganggu oleh keributan
² Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
² Lebih suka membaca dari pada dibacakan
² Pembaca cepat dan tekun
² Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih
kata-kata
² Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
² Lebih suka musik dari pada seni
² Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan
seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
² Mengingat dengan Asosiasi Visual
2. Tipe Belajar Auditif.
Siswa yang bertipe auditif mengandalakan kesuksesan belajarnya melalui telinga
( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan
siswanya hingga ke alat pendengarannya. Karena akan sia-sialah guru yang
menerangkan kepada siswa tuli, walaupun guru tersebut menerangkan dengan
lantang , jelas dan dengan intonasi yang tepat.
Ciri-ciri Tipe Belajar Auditif :
² Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
² Penampilan rapi
² Mudah terganggu oleh keributan
² Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang
dilihat
² Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
² Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
² Biasanya ia pembicara yang fasih
² Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
² Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
² Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual, seperti
memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
² Berbicara dalam irama yang terpola
² Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
3. Tipe Belajar Kinestetik.
Siswa yang bertipe belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Ciri-ciri Tipe Belajar Kinestetik :
² Berbicara perlahan
² Penampilan rapi
² Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
² Belajar melalui memanipulasi dan praktek
² Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
² Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
² Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
² Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat
membaca
² Menyukai permainan yang menyibukkan
² Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di
tempat itu
² Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang
mengandung aksi
4. Tipe Belajar Taktil.
Taktil artinya rabaan atau sentuhan. Siswa yang seperti ini penyerapan hasil
pendidikannya melaui alat peraba yaitu tangan atau kulit.
Contoh : mengatur ruang ibadah, menentukan buah-buahan yang rusak (busuk)
5. Tipe Belajar Olfaktoris.
Keberhasilan
siswa yang bertipe olfaktoris , tergantung pada alat indra pencium, tipe siswa
ini akan sangat cepat menyesuaikan dirinya dengan suasana bau lingkungan.
Siswa tipe ini akan cocok bila bekerja di : laboratorium
6. Tipe Belajar Gustative.
Siswa yang bertipe gustative ( kemampuan mencicipi ) adalah mereka yang
mencirikan belajarnya lebih mengandalkan kecapan lidah. Mereka akan lebih cepat
memahami apa yang dipelajarinya melalui indra kecapnya.
7. Tipe Belajar Kombinatif.
Siswa bertipe kombinatif adalah siswa yang dapat dan mampu mengikuti pelajaran
dengan menggunakan lebih dari satu alat indra.Ia dapat menerima pelajaran
dangan mata dan telinga sekaligus ketika belajar.
Karena banyak ragam tipe belajar siswa, maka kita sebagai pendidik hendaknya
mengenali betul anak didik kita dan hendaknya pendidik memiliki berbagai metode
mengajar, agar siswa dapat menerima atau mengerti apa yang disampaikan oleh
gurunya dengan seefektif dan seefisien mungkin.
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yaitu kondisi/keadaan
jasmani dan rohani siswa
b. Faktor ekstenal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan disekitar
siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Untuk memperjelas uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa, perhatikan bagan di bawah ini :
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Ragam Faktor dan Elemennya
Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan Belajar Siswa
1. Aspek Fisiologis :- Tonus Jasmani- Mata dan telinga2. Aspek Psikologis-
intelegensi- sikap- minat- bakat- motivasi 1. Lingkungan Sosial- keluarga- guru
dan staf- masyarakat- teman2. Lingkungan Nonsosial- rumah- sekolah- peralatan-
alam 1. Pendekatan Tinggi- speculative- achieving2. Pendekatan Sedang-
analitical- deep3. Pendekatan Rendah- reproductive- surface
G. Hubungan Metodologi Mengajar Dengan Tipe Belajar
Beberapa metode mengajar yang telah penulis uraikan di atas sebaiknya dikuasai
dan divariasikan oleh pendidik, dengan tujuan pada saat mengajar dipraktekkan
langsung, agar siswa yang terdiri dari bebrapa tipe belajar tersebut dapat
menyimak, menerima, mencerna dan mengerti, sehingga peserta didik dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti adanya perubahan
tingkah laku yang positif yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, wawasannya lebih
luas, tutur katanya lebih sopan serta gaya hidupnyapun lebih intelek.
Metode mengajar jelas erat hubungannya dengan tipe belajar peserta didik,
karena dalam proses belajar mengajar yang baik adalah apabila terjadi interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Untuk itu maka pendidik harus dapat
menciptakan situasi yang nyaman, membangkitkan semangat belajar, menggairahkan
dan membuat siswa antusias untuk belajar. Sehingga tujuan pembelajaran
tercapai. Bagaimana cara menciptakannya ?. Perhatikan tipe belajar terbanyak
dari siswa yang kita ajar. Jika tipe belajar tebanyak adalah bertipe belajar
auditif, maka kita akan tepat jika menggunakan metode
ceramah atau mendengarkan kaset, tetapi diselingi juga dengan menunjukkan
gambarnya (demonstrasi), dapat juga dengan memutarkan filmnya agar siswa dapat
melihat (visual) dengan jelas apa yang terjadi. Dengan harapan peserta didik
dalam kelas yang tipe belajarnya beragam itu, dapat menyimak, memperhatikan ,
sehingga terjadilah proses belajar mengajar dan terdapat interaksi dari
keduanya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh di bahwa ini :
seorang peserta didik baru saja menerima sebuah bingkisan hadiah berupa kotak,
setelah peserta didik membukanya, ternyata kotak itu berisi rumah boneka Barbie
dalam keadaan terurai terdiri dari 25 bagian yang terpisah-pisah dilengkapi
dengan buku petunjuk setebal 20 halaman untuk membantu peserta didik dalam
merangkai rumah Barbie tersebut.
¨ Bagaimana peserta didik mengatasi hal ini ?
¨ Apakah peserta didik membaca buku tersebut serta bingung dan tidak jelas
sampai ia melihat ilustrasinya dan mulai menyambung bagian-bagiannya ?
¨ Ataukah sebaliknya, peserta didik merasa bingung dengan rangkaian
bagian-bagian itu ? Tetapi setelah peserta didik membaca buku petunjuknya
semuanya menjadi sangat jelas?
v Jika peserta didik membaca ilustrasi dan akhirnya menjadi jelas bagi peserta
didik, maka kemungkinan besar peserta didik tergolong pelajar Visual.
v Karena pendidik tahu tipe belajar siswa yaitu bertipe belajar visual, maka
alangkah baiknya pendidik menjelaskan materi dengan metode ceramah, dengan
menggunakan slide atau dengan menggunakan modul.
v Jika peserta didik tidak dapat menyelesaikan dalam merangkai bagian-bagian
tersebut melalui buku petunjuk ataupun melalui gambarnya, kemudian peserta
didik menelpon temennya yang membaerikan hadiah tadi dan menjelaskannya melalui
telepon bagaimana cara merankainya dan akhirnya menjadi jelas, maka ini
berindikasi bahwa peserta didik tergolong pelajar auditif.
v Karena peserta didiknya bertipe belajar auditif, maka sebaiknya pendidik pada
saat mengajar menggunakan metode ceramah, memutarakan kaset, atau divariasikan
antara metode ceramah dengan tanya jawab.
v Jika terlihat peserta didik dalam memulai penyelesaian dengan bagian-bagian
tersebut secara fisik, mungkin peserta didik tergolong pelajar taktil. Dalam
hal ini pendidik harus banyak menggunakan metode demonstrasi disamping metode
ceramah atau divariasikan dengan metode latihan keterampilan.