BAB I . PENDAHULUAN


 


BAB I . PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam instansi pemerintahan peranan seorang pemimpin sangat berpengaruh bagi perkembangan organisasi yang dipimpinnya. Sejak runtuhnya Orde Baru banyak pemimpin dari kaum perempuan yang menjadi pemimpin dalam instansi pemerintahan di Indonesia.

Secara hukum berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 kaum laki-laki dan perempuan di Indonesia mempunyai kedudukan dan hak yang sama. Persamaan hak menurut Victor Situmorang adalah: Kesempatan yang sama yang diberikan kepada laki-laki maupun perempuan untuk menjalankan hak dan kewajibannya (1988:88). Artinya perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan imbalan yang sesuai dengan jasa yang diberikannya, untuk menuntut ilmu, mendapatkan perlindungan di muka hukum, serta dalam bidang politik, agama dan ekonomi.

Perempuan juga mempunyai hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam proses pembangunan. Hardjito Notopuro (1984:26), menyatakan bahwa: Seluruh rakyat mempunyai hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam proses pembangunan baik laki-laki maupun perempuan. Keikut sertaan perempuan dalam pelaksanaan pembangunan sekarang ini dirasakan semakin penting, mengingat sebagian rakyat Indonesia terdiri dari kaum perempuan  yang merupakan tenaga potensial. Seperti sebagai anggota perwakilan rakyat, pegawai pemerintah, swasta atau sebagai ibu rumah tangga. Hal ini menunjukkan perempuan selain di rumah juga diharapkan untuk beraktivitas di luar rumah sebagai anggota masyarakat terutama dalam proses pembangunan. 

Di tingkat nasional kepemimpinan perempuan di Indonesia telah mendapat tempat, menjadi Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarno Putri. Dalam upaya meningkatkan kedudukan dan peran perempuan maka dalam kabinet pembangunan III, dibentuk Mentri Urusan Peranan Wanita (Ny. Lusiah Susanto, SH) yang kemudian berubah menjadi Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, dan sekarang disebut Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan.

Kedudukan dan peranan perempuan dalam lembaga eksekutif di Propinsi Lampung dinilai masih rendah. Seperti terlihat pada tabel 1 sampai dengan tahun 2010 belum terdapat satu orang pun Bupati perempuan. Bahkan dari 1738 kepala desa hanya terdapat 40 kepala desa perempuan, dan dari 163 kelurahan hanya terdapat 7 orang lurah perempuan. Sedangkan dari 162 camat hanya terdapat 3 orang camat perempuan.



Tabel. 1 Kepala Daerah, Wilayah, Desa dan Kelurahan Menurut Jenis Kelamin,  Propinsi Lampung, 2010

Lembaga
Perempuan
Laki-laki
total
(1)
(2)
(3)
(4)
Kepala desa
Lurah
Camat
Bupati/walikota
Gubernur
40
7
3
-
-
1698
156
159
10
1
1738
163
62
10
1

(Sumber: Dokumentasi Kampung Rama Gunawan)

Dalam hal ini dapat kita jumpai kepemimpinan perempuan dalam pemerintahan desa, pada Kampung Rama Gunawan Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah yang di pimpin oleh seorang kepala kampung perempuan yaitu Ni Made Winarti, S.E. Perempuan kelahiran Rama Dewa 5 juli 1971 yang bersuamikan I Gusti Made Budiasa ini menjabat sebagai kepala kampung tehitung sejak tahun 2008 hingga sekarang berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Kampung.

Sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana tanggapan atau tanggapan masyarakat Kampung Rama Gunawan Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah dengan kepemimpinan Ibu Ni Made Winarti, S.E. Respon atau tanggapan yang diberikan masyarakat terkait dengan kemampuan kepala kampung perempuan dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, gaya kepemimpinan yang digunakan kepala desa perempuan, kesadaran gender dalam masyarakat, serta nilai sosial budaya yang di yakini masyarakat. Oleh karena itu, hal ini di anggap menarik untuk di kaji menjadi sebuah penelitian bagi penulis.
B.     Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang:
Bagaimana sikap masyarakat terhadap kepemimpinan Kepala Kampung perempuan Di kampung Rama Gunawan Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah?

C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana masyarakat menyikapi kepemimpinan kepala kampung perempuan di Kampung Rama Gunawan Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.

D.    Kegunaan Penelitian
1.    Kegunaan Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang gender.
2.   Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah diharapkan agar dapat digunakan sebagai:
1)             Masukan untuk kepala kampung perempuan mengenai sikap masyarakat terhadap kepemimpinan perempuan dalam pemerintahan desa.
2)             Masukan untuk masyarakat bagaimana sebaiknya melihat kepemimpinan perempuan dalam pemerintahan desa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar