Pengertian
Pengertian
Administrasi Kesehatan,
Dalam
mengkaji tentang administrasi dalam kesehatan masyarakat sebenarnya terdiri
dari dua kata yaitu administrasi dan kesehatan masyarakat yang seharusnya dikaji
satu persatu.
Pertama
: Administrasi
Menurut
Dwight Waldo dalam bukunya ”The Study of Public Administrasi”(1995) disebutkan
bahwa administrasi ialah kegiatan kerja sama secara rasional yang tercermin
pada pengelompokkan kegiatan menurut fungsi yang dilakukan.
Sedangkan
menurut Robert D. Calkins dalam bukunya “The art of Administration and and the
art of science” (1959) menyebutkan administrasi sebagai kombinasi antara
pengambilan keputusan dengan pelaksanaan dari keputusan tersebut untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Olehnya selanjutnya disebutkan bahwa dalam
administrasi ada tiga unsur pokok yang harus terpenuhi :
1.
Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
2.
memilih jalan yang akan ditempuh atau alat
yang akan dipergunakan
3.
mengarahkan manusia atau kelompok manusia
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Kedua :
Kesehatan masyarakat
Pada
tahun 1938 Perkin mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan seimbang yang
dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan pelbagai faktor yang mempengaruhinya.
WHO mempunyai dua definisi tentang kesehatan, definisi pertama dirumuskan pada
tahun 1947, disebutkan sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari
fisik, mental dan sosial, sedangkan definisi kedua dirumuskan pada tahun 1957
yang menyebutkan sehat sebagai suatu keadaan atau suatu kualitas dari organ
tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan ataupun
lingkungan yang dipunyainya. Dan masih banyak pegertian tentang kesehatan.
Dari
masing pejelasan atau pengertian di atas dapat ditarik pengertian administrasi
kesehatan masyarakat yaitu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Sebenarnya
penulis sebelum membaca buku tentang administrasi kesehatan mengira bahwasanya
administrasi kesehatan hanya tentang pencatatan, dokumentasi dan pelaporan. Dan
juga menurut Azrul Azwar dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan”
1979. mengatakan terdapat banyak orang yang jika membicarakan administrasi
kesehatan, asosiasi hanya pada kegiatan tata usaha saja, yaitu mencatat dan
atau melaporkan jumlah kasus, jumlah pengeluaran obat atau pekerjaan rutin
diloket karcis sebuah balai pengobatan misalnya.
Ternyata
menurut Azrul Azwar dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan”
mengatakan seseorang yang melaksanakan administrasi kesehatan berarti
melaksanakan segala fungsi aministrasi yakni perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan, pengorganisasian dan penilaian.
Sebenarnya
fungsi administrasi banyak pembagiannya, tetapi penulis mengambil pendapat
Azrul Azwar dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan”
mengatakan fungsi adaministrasi dibedakan atas 4 macam yakni :
1.
perencanaan termasuk perencanaan
pembiayaan
2.
Pengorganisasian, yang didalamnya termasuk
penyusunan staff
3.
pelaksanaan, yang didalamnya termasuk
pengerahan, pengkoordinasian
4.
penilaian, yakni dalam rangka melihat
apakah rencana yang telah disusun dapat dicapai atau tidak.
Dalam
pencapaian tujuan administrasi kesehatan ini
melibatkan banyak pihak, diantaranya pemerintah, rumah sakit, asuransi dan
apotik. Namun dalam administrasi kesehatan ini tidak hanya pelayanan pengobatan
tetapi juga bersifat preventif (pencegahan). Menurut Azrul Azwar dalam bukunya
”Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan” mengatakan karena keadaan sehat yang
ingin dicapai adalah untuk seluruh masyarakat, dan untuk itu setiap program
seyogyanya menerapkan prinsip ilmu kesehatan masyarakat, maka dalam mebicarakan
administrasi kesehatan tidak boleh pula melepaskan diri dari konsep ilmu
kesehatan masyarakat.
Disebutkan
oleh winslow pada tahun 1920 bahwa yang dimaksudkan dengan ilmu kesehatan
masyarakat tersebut adalah suatu ilmu dan keterampilan untuk mencegah
terjangkitnya penyakit, memperpanjang usia hidup dan memelihara kesehatan
fisik, mental serta ketepat gunaan melalui usaha-usaha masyarakat yang
diorganisir dalam bidang kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular,
pendidikan dalam kebersihan perorangan, pengaturan usaha perawatan dan
kedokteran untuk diagnosa dini dan pengobatan pencegahan penyakit, serta
mengembangkan mekanisme sosial yang akan menjamin setiap orang dalam masyarakat
akan capai suatu tingkatan kehidupan yang cukup, demi tercapainya pemeliharaan
kesehatannya.
Jadi
dalam administrasi kesehatan tidak
hanya melayani pengobatan masyarakat, tetapi banyak hal yang mesti dilakukan
sebagaimana pengertian ilmu kesehatan masyarakat yang tersebut di atas.
Manajemen
Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para
ahli, namun dalam materi ini hanya akan disampaikan beberapa
pendapat ahli manajemen :
1.
H. Koontz & O,Donnel
dalam bukunya “Principles of Management” mengemukan sebagai berikut : “manajemen
berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan
orang-orang lain” (Management involves getting things done thought and with
people).
2.
Mary Parker Folllett
mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain.
3.
George R. Terry dalam
bukunya “Principles of Management” menyampaikan
pendapatnya : “manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ;
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of
planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both
science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives)
4.
James A.F. Stoner dalam
bukunya “Management” (1982) mengemukakan “manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
yang telah ditetapkan”
Berdasarkan
beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen memiliki
beberapa ciri antara lain :
-
Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan
-
Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
-
Tersedia sumber daya; manusia,
material dan sumber lain
-
Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya
tersebut secara efisien dan efektif
-
Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)
-
Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni
atau keahlian yang harus dimiliki oleh manajer
Pandangan
Terhadap Manajemen
Untuk mengkaji
lebih jauh tentang manajemen, perlu disampaikan beberapa pandangan tentang
manajemen :
a.
Manajemen sebagai suatu sistem
Manajemen
dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian yang
saling berhubungan yang diarahkan dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi.
b. Manajemen sebagai suatu proses
Manajemen sebagai rangkaian tahapan
kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya
yang tersedia. Manajemen sebagai suatu proses dapat dipelajari dari
fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh manajer.
c. Manajemen sebagai suatu ilmu terapan
Manajemen hanya dapat diterapkan dalam kehidupan yang nyata, dan dalam
menerapkan manajemen, dibantu oleh berbagai cabang ilmu lainnya, seperti ;
komunikasi, sosiologi, ekonomi, psikologi, matematika, dll.
d. Manajemen merupakan kerjasama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan organisasi.
Manajemen dapat dipelajari dari proses kerjasama yang berkembang antara
pimpinan dengan staf untuk mencapai tujuan organisasi.
e. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia.
Dalam manajemen, manusia merupakan sumber daya yang paling penting. Dari
sudut pandang ini manajemen dapat dilihat dari perilaku manusia yang ada dalam
organisasi. Di sini dapat ditelaah mengenai aspek kepemimpinan serta proses dan
mekanisme kepemimpinan. Ditinjau dari pengambilan keputusan dapat dikatakan ‘Management as a
decision making process’.
f. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah
Proses
manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan masalah yang
dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam organisasi. Secara konkrit dalam organisasi pelayanan
kesehatan, seperti yang dilakukan di Rumah Sakit dan Puskesmas yaitu,
identifikasi masalah à
perumusan masalah à
dilanjutkan dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Melalui tahapan
tersebut diharapkan tercapai hasil kegiatan secara efektif dan efisien.
g. Manajemen sebagai profesi.
Manajemen mempunyai bidang
pekerjaan atau bidang keahlian tertentu, seperti halnya bidang-bidang lain,
misalnya profesi di bidang kesehatan, di bidang hukum, dll.
Dari beberapa
pandangan di atas, dapat disimpulkan ada tiga alasan mendasar, mengapa
manajemen diperlukan, yaitu :
1) Untuk mencapai tujuan
organisasi. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga
tujuan individu yang ada dalam organisasi tersebut.
2) Untuk menjaga keseimbangan
diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk
menjaga keseimbangan antara tujuan, sasaran dan kegiatan yang bertentangan dari
pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi, seperti ; pimpinan,
pegawai, pelanggan, serikat kerja, masyarakat, pemerintah (pemerintah daerah),
dll.
3) Untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
benar, sedangkan efektivitas
merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi
Manajemen
Seperti telah
diuraikan di atas, bahwa manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari
fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh
seorang manajer. Banyak ahli manajemen
yang menyampaikan tentang fungsi manajemen ini, namun pada dasarnya tidak ada
perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu dengan lainnya saling melengkapi. Para ahli manajemen, antara lain
; George Terry, L. Gullick, H. Fayol dan Koonzt O’Donnel mengemukakan tentang
fungsi manajemen sebagai berikut :
PERBANDINGAN
FUNGSI MANAJEMEN
George
Terry
|
L. Gullick
|
H.
Fayol
|
Koonzt
O’Donnel
|
Planning
|
Planning
|
Planning
|
Planning
|
Organizing
|
Organizing
|
Organizing
|
Organizing
|
Actuating
|
Staffing, Directing, Coordinating
|
Commanding, Coordinating
|
Staffing,
Directing
|
Controlling
|
Reporting
|
Controlling
|
Controlling
|
|
Budgeting
|
|
|
Dari keempat ahli manajemen tersebut,
ternyata banyak kesamaan, dan secara
garis besar dapat dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan
pelaksanaan (staffing, commanding,
directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling, reporting).
Keterampilan
yang Harus Dimiliki Manajer
Seorang manajer dituntut untuk memiliki keterampilan khusus yang bersifat
manajerial sesuai dengan tingkatan dan kedudukannya dalam organisasi. Di dalam organisasi yang besar kedudukan
manajer akan dibedakan ke dalam tiga tingkatan, yaitu ; manajer tingkat
tinggi (top level manager), manajer tingkat menengah (middle level
manager) dan manajer tingkat bawah (low level manager). Berdasarkan
tingkatan tersebut keterampilan atau kemampuan manajer juga akan berbeda. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang
manajer yaitu : keterampilan manajerial (management skill),
keterampilan melakukan hubungan antar manusia (human relation skill),
dan keterampilan teknis (technical skill), untuk lebih jelas dapat
dilihat pada bagan dibawah ini.
JENIS
KETERAMPILAN MANAJER
|
|
|
||
management
skill
|
||||
|
|
Dari bagan di atas, terlihat bahwa
makin tinggi jabatan seseorang dalam organisasi, akan semakin dituntut
mempunyai keterampilan konseptual dan semakin rendah kedudukan seseorang dalam
organisasi semakin dituntut mempunyai keterampilan secara teknik. Tetapi dalam
setiap tingkatan manajer tersebut harus dimiliki keterampilan dalam melakukan
hubungan antara manusia.
Keterampilan konseptual, adalah keterampilan dimana seorang manajer harus
mempunyai pengetahuan tentang keseluruhan (kompleksitas) dari organisasi yang
dipimpinnya, antara lain ; merumuskan visi, misi dan strategi organisasi, serta
kebijakan untuk merealisasikannya.
Keterampilan hubungan antar manusia, adalah kemampuan untuk bekerjasama
dengan orang lain, yaitu dengan melakukan komunikasi yang efektif, memotivasi
staf sehingga mampu menerapkan kepemimpinan secara efktif.
Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metoda, teknik atau
peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi.
Manajemen Pelayanan Kesehatan
Rumah
sakit dan Puskesmas merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang pada dasarnya
melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1) pelayanan kesehatan dan (2)
pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan
keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit meliputi; gawat darurat,
rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Pukesmas hanya pelayanan; gawat
darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan.
Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui Paradigma Sehat, pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di
Puskesmas lebih difokuskan pada upaya promosi kesehatan (promotif) dan
pencegahan (preventif) dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif-rehabilitatif. Selain itu, pelayanan kesehatan di rumah sakit dan
puskesmas bukan hanya kepada individu (pasen), tetapi juga keluarga dan
masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan pelayanan
kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik).
Dengan bergesernya orientasi pembangunan kesehatan, mendorong rumah sakit
dan puskesmas melakukan perubahan visi, misi dan strategi dalam melakukan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Visi
merupakan impian atau cita-cita yang ingin diwujudkan, yang dapat
mengantisipasi perubahan yang sedang dan akan terjadi. Apabila su atu
organisasi tidak memiliki visi maka perubahan lingkungan yang tidak diduga
sebelumnya sering dirasakan sebagai suatu musibah. Sedangkan misi dan strategi
dibuat dalam rangka merealisasikan visi yang telah ditetapkan.
Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen Kesehatan, lebih mengacu
kepada konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi ;
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan pelaksanaan (actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling).
Manajemen di Rumah Sakit
Fungsi manajemen yang
dilakukan di rumah sakit secara garis besar meliputi ;
perencanaan,pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian.
1.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang
penting, karena perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam
keberhasilan upaya pelayanan kesehatan di RS. Terdapat beberapa jenis
perencanaan spesifik yang
dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan pengadaan obat dan logistik,
yang disusun berdasarkan pola konsumsi dan pola epidemiologi, (b) perencanaan
tenaga professional kesehatan, dalam menentukan kebutuhan tenaga tersebut
misalnya ; tenaga perawat dan bidan, menggunakan beberapa pendekatan, antara
lain ; ketergantungan pasen, beban kerja, dll.
2.
Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun semua sumber daya
yang dimiliki RS dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuannya.
Pengorganisasian dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, sama hal
dengan di organisasi lainnya.
3.
Penggerakan
pelaksanaan, manajemen rumah sakit
hampir sama dengan hotel atau penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang
sakit (pasen) dan keluarganya, serta pada umumnya mempunyai beban
sosial-psikologis akibat penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya yang
sedang dirawat. Kompleksitas fungsi
penggerakan pelaksanaan di RS sangat dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu :
(1) sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada konsumen penerima jasa
pelayanan kesehatan (customer service), dengan hasil pelayanan
kemungkinan ; sembuh dengan sempurna, sembuh dengan cacat dan meninggal.
Apapun hasilnya kualitas pelayanan diarahkan untuk kepuasan pasen dan
keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat kompleks,karena tenaga
yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.
4.
Pengawasan
dan pengendalian, merupakan proses untuk mengamati secara terus
menerus (bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya
standar kinerja yang jelas. Dari standar
tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang akan dijadikan dasar untuk
menilai hasil kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi
tenaga yang memberikan pelayanan langsung kepada pasen, seperti ; perawat,
bidan dan dokter maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan
memudahkan dalam melakukan koreksi apabila ada penyimpangan.
Kecenderungan
RS ke Depan
Terdapat dua hal yang
perlu diantisipasi oleh rumah sakit, yaitu adanya perubahan pola pemerintahan
yang bersifat desentralisasi, dimana setiap daerah mempunyai otonomi untuk
mengembangkan daerahnya termasuk dalam mengelola pelayanan kesehatan dan akan
memasuki era globalisasi.
Untuk itu RS perlu melakukan pembenahan secara internal, antara lain :
a.
Mengembangkan struktur organisasi sesuai dengan
tuntutan perubahan dan kebutuhan yang spesifik
b.
Menerapkan manajemen strategis secara konkrit
c.
Mendayagunakan dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan tenaganya,
termasuk tenaga keperawatan (perawat dan bidan)
d.
Memanfaatkan pendapatan sendiri untuk memperoleh kemandirian dan
kesinambungan (sustainability)
Manajemen di Puskesmas
Puskesmas
merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan dengan misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang tugasnya melaksanakan pembinaan,
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah tertentu. Pelayanan
kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek; promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya yang
dilakukan untuk menjalankan misi Puskesmas, antara lain :
§
Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke
desa-desa.
§
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua
cara ; (1) quality of care yaitu peningkatan kemampuan profesional
tenaga kesehatan dalam menjalankan profesinya (dokter,perawat, bidan, dll) yang
dilakukan oleh organisasi profesi, (2) quality of service, yaitu peningkatan kualitas yang terkait dengan
pengadaan sarana, dan menjadi tanggung jawab institusi sarana kesehatan
(Puskesmas)
§
Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
§
Sistem rujukan di tingkat pelayanan dasar
§
Peran serta masyarakat, melalui pembangunan
kesehatan masyarakat desa (PKMD).
PENERAPAN
FUNGSI MANAJEMEN DI PUSKESMAS
Fungsi
Manajemen
|
Kegiatan
|
Perencanaan
|
Micro planning
(perencanaan tingkat Puskesmas yang dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan
meliputi; kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta penunjang lainnya).
Sedangkan perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap bulan, dengan
cara mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
|
Pengorganisasian
|
§
Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan
struktural Kepala Puskesmas, sedangkan lainnya bersifat fungsional
§ Pembagian tugas, yang
berdasarkan program pokok Puskesmas, terdiri dari 12 s/d 18 program pokok,
yang melibatkan tenaga perawat dan bidan.
§ Pembagian wilayah kerja,
setiap petugas Puskesmas melakukan pembinaan ke desa-desa
|
Penggerakan Pelaksanaan
|
§
Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan
dalam rangka koordinasi lintas program dan sektor
§ Adanya proses
kepemimpinan
§
Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor
§ Pelaksanaan program pokok
puskesmas yang melibatkan seluruh staf
|
Pengawasan dan Evaluasi
|
§
Melalui pemantauan laporan kegiatan
§ Pemantauan wilayah
setempat (PWS)
§ Supervisi
§ Rapat rutin (staff meeting)
|
Setiap program yang ada di
Puskesmas (sekitar 18 program pokok) dikelola atau manajemennya meliputi;
perencanaan, manajemen personalia, pelatihan, supervisi, manajemen keuangan,
manajemen logistik, monitoring program, kerjasama/ koordinasi dan
pencatatan/pelaporan.
Kecenderungan
Perubahan Manajemen Puskesmas
Seperti telah disampaikan di
atas, bahwa dampak dari adanya perubahan paradigma dalam pembangunan kesehatan,
sangat berpengaruh terhadap semua sarana kesehatan, termasuk Puskesmas sebagai
institusi pelayanan kesehatan terdepan.
Adanya perubahan visi, misi dan strategi Puskesmas sebagai berikut :
Visi Puskesmas adalah tercapainya
Kecamatan Sehat pada tahun 2010,
dengan memiliki 3 misi, yaitu;
(1) menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan,
(2) memberdayakan keluarga dan
masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dan
(3) memberikan pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bermutu.
Adapun strategi yang dikembangkan
meliputi;
(a)
mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan yang mantap di tingkat kecamatan, agar dapat diterapkannya
pembangunan berwawasan kesehatan,
(b)
mengembangkan dan menerapkan asas kemitraan serta pemberdayaan keluarga dan
masyarakat, sehingga terwujudnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
(c) meningkatkan
profesionalisme petugas, sehingga terwujud kualitas pelayanan kesehatan,
(d) mengembangkan
kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan yang diberikan Dinas Kesehatan
Kab/ Kota.
Pengorganisasian puskesmas ke depan selain dipimpin
oleh seorang Kepala Puskesmas, juga ada Wakil Kepala Puskesmas dan meliputi
unit fungsional dan unit tata usaha. Program pokok Puskesmas atau program
kesehatan dasar yang harus dilaksanakan di Puskesmas meliputi ; (1) promosi kesehatan, (2) kesehatan lingkungan, (3) kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga
berencana, (4) perbaikan gizi, (5)
pemberantasan penyakit menular, (6)
pengobatan.
Sesuai dengan misi dan strategi di atas, Puskesmas
dapat mengembangkan program-program unggulan berdasarkan kebutuhan, situasi dan
kondisi daerah masing-masing. Contohnya,
daerah yang diwilayah kerjanya banyak ditemukan kelompok rawan kesehatan atau
kelompok resiko tinggi (high-risk group) ; seperti ibu hamil Risti,
penyakit kronis, lanjut usia, dll. Di
wilayah tersebut dapat dikembangkan perawatan kesehatan masyarakat (community
health nursing) sebagai program unggulan atau program prioritas kesehatan
lain.
Kesimpulan
§
Manajemen memiliki ciri-ciri : adanya tujuan
yang ingin dicapai, adanya sumber daya, upaya penggerakan sumber daya, adanya
orang yang menggerakan sumber daya (manajer), adanya proses; perencanaan –
pengorganisasian – penggerakan pelaksanaan – pengarahan dan pengendalian
§
Ada 3 alasan penting, mengapa suatu organisasi
perlu menerapkan manajemen yaitu: untuk mencapai tujuan organisasi, untuk
menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang ada dalam organisasi, agar tercapai
tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
§
Secara umum, pendapat para ahli manajemen
tentang fungsi manajemen memiliki kesamaan dan pendapat satu dengan lainnya
yang saling melengkapi. Pada dasarnya
fungsi manajemen meliputi; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi.
§
Setiap manajer harus memiliki keterampilan;
konseptual, manajerial dan keterampilan melakukan hubungan antar manusia.
§
Perubahan yang mendasar perlu dilakukan dalam
manajemen pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas. Perubahan tersebut mencakup, perubahan visi, misi dan strategi,
mengembangkan struktur organisasi sesuai kebutuhan, melakukan manajemen
strategis, pengembangan SDM (manajemen SDM), melakukan upaya-upaya yang
mendorong kemandirian
§
Semua upaya perubahan tersebut diarahkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pemerataan jangkauan pelayanan
kesehatan.
Referensi
1.
A.A. Gde Manunjaya, (1999) Manajemen
Kesehatan, EGC – Jakarta
2.
Arifin Abdurahman (1973), Kerangka
Pokok-pokok Manajemen Umum,
Jakarta
3.
Azrul Azwar (1988), Pengantar
Administrasi Kesehatan, Edisi kedua, PPT Bina Rupa Aksara.
4.
Departemen Kesehatan RI (2002), Pedoman
Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi (DRAFT), Jakarta
5.
Departemen Kesehatan RI (1999), Pembangunan
Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta.
6.
James.AF Stoner (1982), Management ,
edisi kedua, Prentice/ Hall International, Inc. Englewood Cliffs, New York
7.
Soedarmono Soejitno, Ali
Alkatari, Emil Ibrahim (2000), Reformasi Perumahsakitan Indonesia,
Dirjen Yanmedik Depkes RI & WHO, Jakarta
8.
Soewarno Handayaningrat (1981), Pengantar
Ilmu Administrasi dan Manajemen, CV Haji Masagung, Jakarta.
9.
T. Hani Handoko (1995), Manajemen,
Edisi kedua, BPFE Yogyakarta, 1995
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar