DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA


MEKANISME PENYEBAB
Dermatosis akibat kerja biasnaya dikelompokkan menurut mekanisme yang menyebabkannya yaitu mekanik, fisik, biologic dan kimiawi.
Faktor mekanik : gesekan dan tekanan akibat pemakaian terus menerus suatu alat sering menimbulkan penebalan kulit, kalus, abrasi dan uklus.
Faktor fisik : factor lingkungan misalnya panas, lembab, dingin, asap, tumbuh – tumbuhan, kayu, sinar matahari dan ultraviolet dapat menyebabkan berbagai kelainan kulit. Reaksi fototoksik dan foto alergik dapat juga terjadi akibat pajanan tertentu.
Faktor biologik : bakteri, ragi, jamur, virus, dan parasit dapat menimbulkan penyakit kulit primer pada lingkungan pekerjaan. Infeksi bacterial skunder dapat merupakan komplikasi suatu erupsi eksematosa.
Factor kimiawi : zat kimia merupakan penyebab tersering suatu dermatosis akibat kerja, dan biasanya digolongkan menurut pengaruhnya pada permukaan kulit sebagai iritan atau sensitizer.

Zat Iritatan digolongkan sesuai dengan kerjanya pada kulit :
- Zat yang merusak lapisan tanduk : alkali, sabun, pelarut organic
- Zat yang melarutkan lipid permukaan kulit : pelarut anorganik dan organic, deterjen
- Zat penghidrasi : asam anorganik, anhidrida, alkali
- Zat pengoksidasi : pemutih, krom, garam arsen dan seng, peroksida
- Zat pengendap protein : krom, arsen, garam seng’
- Zat penghidrolisa : senyawa kalsium
- Zat pereduksi : asam oksalat, asam format
- Photosensitizer : ter batubara, zat pewarna dan petroleum
- Zat teratogenik : arsen, arang batubara, petroleum, radiasi matahari, radiasi berion

Pada orang yang peka, suatu reaksi alergik dapat terjadi setelah terpajan dengan zat kimia. Keadaan ini sangat khas dan penyebabnya adalah reaksi hipersensitivitas. Gejala klinis reaksi ini tidak terjadi pada pajanan pertama, tetapi timbul setelah melewati periode sensititasi sekitar 2 minggu dan pajanan berikutnya menyebabkan dermatitis kontak eksematosa. Alergen industry sangat banyak jumlahnya dan bersifat khas untuk setiap industry. Allergen yang paling sering ialah garam nikel, kromat alkali, etilendiamin, senyawa air raksa, resin (epoksi, fenolformaldehid), dinitroklorobenzen, parafenilendiamin.

PENEGAKAN DIAGNOSIS
Diagnosis dermatitis akibat kerja didasarkan pada riwayat penyakit, pemeriksaan jasmani, perjalanan erupsi dan pemeriksaan laboratorik (uji tempel dan biopsy)
Riwayat penyakit
Informasi yang tepat yang dapat membantu menegakkan diagnosis adalah:
- Jenis pekerjaan
- Keadaan kulit sebelum erupsi timbul
- Zat yang ditangani langsung atau yang terdapat di lingkungan kerja
- Pakaian pelindung, tindakan protektif dan bahan pembersih yang digunakan
- Permulaan dan perjalanan erupsi (perbaikan atau penyembuhan lesi bila bebas dari pekerjaan untuk periode tertentu).
- Pengobatan sebelumnya (sendiri atau tenaga professional)
                                     
Pemeriksaam jasmani
Penampilan klinis erupsi dan lokasinya dapat member keterangan tentang kemungkinan penyebabnya. Seluruh permukaan tubuh seharusnya diperiksa untuk mencari tempat – tempat erupsi.
Pemeriksaan laboratorik
Pada uji tempel, sejumlah kecil zat penyebab yang dicurigai dalam konsentrasi tertentu, dioleskan atau ditempelkan pada permukaan kulit. Reaksi uji tempel dinilai positif bila dalam 24 sampai 48 jam timbul kemerahan, edema atau vesikel pada tempat yang ditempelkan. Untuk mengerjakan dan menilai hasil uji tempel, dibutuhkan pengetahuan yang khusus. Untuk menghindari terjadinya eksaserbasi erupsi, sebaiknya hanya dokter yang berpengalaman dalam uji tempel yang melakukannya.
Biopsy dan pemeriksaan histopatologik dilakukan untuk membatu mengidentifikasi beberapa dermatosis akibat kerja dan bila telah dicurigai terjadinya suatu keganasan.






DERMATITIS KONTAK
Penderita dermatitis kontak jumlahnya sekitar 75% dari jumlah seluruh dermatosis akibat kerja, dan disebabkan oleh sensitisasi alergik atau iritasi kulit.
Dermatitis kontak alergik
Sensitasi terjadi sesudah kontak dengan suatu zat (allergen) tanpa terjadinya perubahan kulit yang jelas. Sensitivitas biasanya timbul beberapa minggu sesudah pajanan pertama, dan kontak berikutnya dengan allergen yang sama, walaupun jumlahnya sedikit, akan menimbulkan dermatitis kontak. Sensitivitas dapat bertahan selama beberapa bulan, beberapa tahun, bahkan seumur hidup.
Beberapa zat kimia dapat bersifat sebagai allergen (sensitizer) maupun iritan. Beberapa factor yang membantu terjadinya dermatitis kontak alergik maupun iritan adalah penyakit kulit yang telah ada sebelumnya (misalnya dermatitis atopic), suhu panas, kelembaban dan gesekan.
Gejala klinis
Dermatitis akut menunjukkan kemerahan, edema, papul, vesiken dan kadang – kadang bula. Lesi berbatas tidak tegas, tunggal atau jamak, berbagai ukuran dan bentuk, tetapi sering discoid, akibat koalisi akan terbentuk lesi yang lebih luas. Dermatitis subakut ditandai oleh kemerahan, edema ringan, vesikel kering dan keropeng. Dermatitis kronis muncul sebagai lesi tebal yang kering, bersisik dan kadangkala terdapat fisura.
Secara subyektif penderita umumnya merasakan pruritus yang kadang-kadang tidak tertahankan. Erupsi yang berfisura dan kering, pada tempat tekanan (ujung jari) atau pada daerah fleksor (telapak tangan) akan terasa nyeri.
Penyebab
Umumnya penyebabnya adalah zat kimia dalam berbagai bentuk. Dermatitis eksematosa akut paling sering disebabkan oleh bahan kimia yang mengiritasi dan men-sensitasi, misalnya deterjen industri, senyawa logam (krom, nikel), asam atau alkali encer, resin, pelarut dan bahan yang digunakan pada pabrik karet (anti-oksidan). Dermatitis kronis sering disebabkan oleh semen untuk konstruksi, zat pembersih dan produk resin.
Perjalanan penyakit
Umumnya dermatitis akibat kerja membaik atau menyembuh bila pajanan dihilangkan. Biasanya dermatitis akut akan sembuh dalam waktu 1-4 minggu. Umumnya dermatitis kontak iritan dimulai sebagai erupsi akut yang ringan, dan segera berubah menjadi kronis. Tahap kronis ini dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, dengan periode eksaserbasi di dalamnya.
Pemeriksaan histopatologik
Gambaran histologik yang dijumpai sama seperti erupsi eksematosa lain. Dengan pemeriksaan ini tidak dapat dibedakan dermatitis kontak alergik dengan dermatitis kontak iritan. Pada dermatitis akut, terlihat edema interseluler yang jelas (spongiosis) dan ederma intraseluler di sekitar vesikel dan bula. Pada dermis terdapat ditalasi vaskuler, edema dan infiltrate sel mononuclear perivaskuler. Gamabaran dermatitis subakut secara histologist mirip dengan dermatitis akut, tetapi vesikel lebih kecil, terdapat akantosis sedang, kadang – kadang parakeratosis dan pembentukan krusta. Pada dermatitis kronis terdapat akantosis, hyperkeratosis. Parakeratosis dan beberapa spongiosis. Di dermis terdapat infiltrasi perivaskuler, kapiler yang banyak dan kolagen (fibrosis) yang bertambah.
Diagnosis banding
Dermatitis kontak non-okupasional. Tidak semua dermatitis kontak pada pekerja disebabkan oleh pajanan pekerjaannya. Perlu diselidiki zat – zat penyebab di luar pekerjaan misalnya produk pembersih rumah tangga, zat yang terpajandalam hobi (fotografi, pekerkajaan kayu, melukis, berkebun, mendaki gunung).
Dermatitis seboroik
Keadaan ini terdapat sebagai erupsi eksematosa kronis di kepala, region post-aurikularis, pertengahan dada, aksila atau lipat paha. Eksaserbasi dapat terjadi sehubungan dengan pekerjaan, terutama pada pekerja yang terpajan panas, pelumas dan minyak.
Psoriasis
Psoriasis palmar terdapat sebagai lesi berbatas tegas, tebal, denga fisura, besisik tebal seperti warna perak. Perubahan pada kuku dapat ditemui atau terdapat tanda – tanda lain psoriasis pada bagian tubuh lain. Factor yang berhubungan dengan pekerjaan misalnya gesekan, tekanan atau iritasi kimia dapat memperburuk psoriasis.






1.      Kromium
Banyak sekali dermatitis akibat kerja yang disebabkan oleh iritasi atau sensitasi senyawa kromium. Sensitasi terjadi perlahan dan baru timbul setelah bertahun-tahun, pekerja konstruksi dan industri lain yang terpajan dengan senyawa yang mengandung krom misalnya cat warna kuning atau hijau, bahan fotografi dan percetakan. Zat anti korosif dan uap las patri. Kromat yang terdapat dalam semen merupakan penyebab utama sensitasi pada tukang dan pekerja semen.
2.      Nikel
Pajanan terhadap nkel dan garamnya merupakan penyuebab paling sering dari dermatitis kontak alergik yang diindukasi logam. Nikel banayak dipakai diu pabrik peralatan dari logam dan sebagai bahan pengeras logam lain. Pajanan nikel dapat merupakan hal yang berhubungan dengan pekerjaan ataupun tidak. Sensitasi pada pria biasanya akibat pajanan pekerjaan, namun dapat juga akibat kontak dengan jam tangan, penjepit atau kacamata. Pada wanita, sumbernya adalah pengait logam pada pakaian dan perhiasan. Individu yang telah tersensitasi dapat menderita erupsi beberapa tahun kemudian bila terpajan dengan nikel atau garamnya di lingkungan kerja. Pekerja yang sering terkena ialah pekerja yang memakai alat yang dilapisi nikel (penata rambut, tukang jahit, pekerja kantor, sering memegang uang logam). Trauma, tekanan dan keringat yang berlebihan dapat melepaskan nikel dari benda yang mengandung nikel.

3.      Tumbuhan dan Kayu
Tumbuhan, serbuk-sari, duri, kayu, sayur-mayur dan zat yang berasal dari tumbuhan misalnya terpentin, berhubungan dengan dermatitis kontak pada berbagai jenis pekerjaan. Tanaman dan serbuk-sarinya : petani, tukang kebun, perangkai bunga, pengunjung taman bunga, pembangun jalan, ahli kehutanan. Kayu : tukang tebang, tukang kayu dan perabot, pekerja yang memakai kayu dalam pekerjaannya. Sayur-mayur :tukang masak, penjual sayur. Terpentin (balsam yang berasal dari pinus): artis, tukang cat, tukang ukir, litografer, pekerja kebersihan yang memakai terpentin sebagai pelarut.
4.      Plastik
Bahan ini banyak digunakan dalam industri dan banyak pula menyebankan dermatosis. Zat-zat plastik yang dapat menyebabkan dermatosis kontak:
- Resin epoksi : merupakan iritan dan sensitizer kuat yang banyak dipakai dalam pembuatan alat listrik, lem kantor dan rumah tangga, perekat (karet,keramik,logam) dan cat.
- Plastik urea formaldehis : pelapis pengkilap kayu, sebagai bahan adesif dalam industri tekstil
- Plastik akrilik : diapaki dalam cat, bahan gigi palsu, kuku palsu, lensa kontak dan protesa ortopedik




DERMATOSIS LAIN AKIBAT PEKERJAAN
1.      Kanker kulit dapat disebabkan oleh hasil sampingan pada penambangan batubara misalnya “soot”, ter, antrasen dan derivat petroleum, juga sering dijumpai pada pelaut dan petani.
2.      Folikulitis dan erupsi akneiformis yang dapat disebabkan oleh cutting oil. Petroleum mentah, derivat ter batubara, klorobenzen, klorfenol chromated diphenyl, chromated triphenyl.
3.      Granuloma dapat disebabkan oleh silika yang ada di tanah, pasir dan kaca yang mengandung silikon dioksida yang mengkontaminasi kulit yang lecet atau luka. Graunuloma berilium terjadi pada pekerja pabrik lampu fluoresen. Graunuloma zirkonium terjadi pada pekerja industri zirkonium.
4.      Kelainan pigmentasi : melanosis dapat terjadi pada pekerja yag terpajan arsen, ter, minyak mentah, cutting oil, chloracnogen, sinar matahari dan sayur. Leokoderma dapat disebabkan oleh eter monobenzil hidrokuinon, germisida deterjen fenolik, antioksidan dan katekol








Kepustakaan
1.      Brathiarta M. Dermatitis kontak pada pekerja. Dalam : kumpulan makalah Lokakarya Dermatitis kontak Lab/unit Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UGM/RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta 29-30 Januari 1997
2.      Canizares O. Occupational dermatoses. Schering Corporation USA Kenilwoth, New Jersey 19803. Emmet EA. Occupational Dermatoses. Dalam : Fitzpatrick TB, Eisen AZ; Wolff K, Freeberg IM, Austen KF eds Dermatology in General Medicine 3rd. Mc Graw Hill, New York. 1987, pp 1567-1587

Tidak ada komentar:

Posting Komentar