KOMUNIKASI DAN PENGKAJIAN KESEHATAN ANAK DAN KELUARGA

Pengkajian akan lebih mudah apabila sudah terjalin hubungan antara anak, orang tua dan pemeriksa. Hubungan mungkin tidak menghilangkan semua ketakutan atau ketidak nyamanan anak, tetapi dapat membantu membuat pengkajian menjadi sebagai sebuah pengalaman yang lebih positif.

Pedoman Berkomunikasi Dengan Anak
  1. Tanya orang tua bagaimana anak biasanya mengatasi situasi baru/ situasi penuh tekanan     intervensi khusus untuk mempermudah komunikasi.
  2. Tanya kepada orang tua apakah mereka telah mengatakan kepada anak bahwa mereka akan pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan.
  3. Amati tingkah laku anak terhadap tanda- tanda kesiapan.
  4. Pertimbangkan tingkat perkembangan dan rentang perhatian anak dan gunakan pendekatan imajinatif saat merencanakan pemeriksaan.
  5. Jika anak sulit menerima pengkajian:
    • Berbicara pada orang tua dan anak biarkan
    • Puji anak
    • Bermain
    • Lakukan tehnik dengan singkat pada orang tua terlebih dahulu.

f.  Dorong anak bertanya saat pengkajia, tetapi jangan menekan untuk      bertanya
g. Jelaskan proses pengkajian dalam batasan yang sesuai dengan tingkat           perkembangan anak.
        h. Gunakan istilah- istilah yang kongkrit
        i.  Berikan informasi pada suatu waktu
        j.  Buatlah harapan- harapan yang diketahui dengan jelas dan sederhana
        k. Jangan menawarkan pilihan jika memang tidak ada
        k. Berikan pujian yang jujur
Pedoman Berkomunikasi Dengan Bayi
  1. Berkomunikasi dengan anak usia bermain( toddler)
  2. Berkomunikasi dengan anak usia prasekolah
  3. Berkomunikasi dengan anak usia sekolah



Pedoman Berkomunikasi Dengan Orang Tua
  1. Orang tua merupakan sumber informasi utama tentang anak
  2. Gunakan pertanyaan terbuka
  3. Diam dan dengarkan adalah esensial dalam menenangkan orang tua
  4. Jika mereka percaya anaknya mempunyai masalah, perhatian mereka harus ditangani dengan serius, perawat dan orang tua harus ssetuju bahwa masalah ada.
  5. Tanyakan bagaimana orang tua sudah menyelesaikan masalah.
  6. Orang tua membutuhkan penghargaan, pujian dan ketenagan hati untuk kekuatan meraka.
  7. Informasi yang terlalu banyak dapat menakutkan orang tua.



Menata Lingkungan Untuk Mendapatkan Riwayat Kesehatan Anak:
a)      Wawancara membangun komunikasi, hubungan dan biasanya merupakan langkah pertama dalam sebuah pengkajian
b)      Wawancara harus dilakukan diruangan tersendiri, terang dan tidak menakutkan
c)      Mainan dan gambar- gambar bermanfaat untuk mengalihkan perhatian anak, sehingga orang tua dapat memberikan perhatian yang penuh ke pewawancara
d)     Sebelum memulai perawat harus memperkenalkan diri dan menayakan nama anggota keluarga
e)      Tingkat keterlibatan bervariasi berdasarkan umur

Riwayat Kesehatan
            Riwayat kesehatan meliputi informasi tentang kesehatan fisik anak sejak lahir, memperinci kejadian- kejadian tentang masalah yang ada dan menekankan fakta tentang riwayat sosial dan keluarga yang esensial untuk memberikan perawatan yang komprehensif.



Pedoman Wawancara Ibu Dan Anak
  • Ikuti prinsip- prinsip komunikasi selama wawancara
  • Sebelum memulai, perawat harus sepenuhnya mengerti tujuan dari riwayat kesehatan dan pertanyaan- pertanyaan yang akan diajukan
  • Pengetahuan tentang diagnosis membantu memfokuskan pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan utama, perawat harus menanggapi keluhan orang tua atau anak yang tidak berhubungan dengan diagnosis.


















PENGKAJIAN KESEHATAN ANAK (DHF)


PENGKAJIAN

1.1 Identitas
Data Umum
Nama               :           DN
Umur               :           8th
Jenis Kelamin  :           Perempuan
Suku                :           Jawa   
Agama             :           Islam
Alamat                        :           Pramuka


      DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 )

1.2 Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.

1.3 Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.

1.4 Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.

1.5 Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegipty.

1.6 Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.

1.7 Riwayat Tumbuh Kembang

1.8 Pengkajian Per Sistem
a. Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.

b. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS

c.  Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

d. Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.

e. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.

f. Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.


1.9. Data Fokus

a. Data Subjektif
  • Klien mengatakan sakit kepala
  • Klien mengatakan mual
  • Klien mengatakan tidak nafsu makan
  • Klien mengatakan nyeri pada uluh hati


b. Data Objektif
  • Suhu badan klien berubah- ubah
  •  Klien sianosis
  •  Klien anoreksia
  • Klien lemah
  • LED menurun

KELUARGA

Adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami, istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Merupakan kumpulan dua orang atau lebih hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing. Maka dapat disimpulkan:
  • Unit terkecil dari  masyarakat
  • Dua orang/ lebih
  • Ikatan perkawinan dan pertalian darah
  • Hidup dalam satu rumah tangga
  • Asuhan kepala rumah tangga
  • Berinteraksi
  • Punya peran masing- masing
  • Pertahankan suatu budaya


Ciri- Ciri Keluarga:
    1. diikat tali perkawinan
    2. ada hubungan darah
    3. ada ikatan batin
    4. tanggung jawab masing-masing
    5. ada pengambil keputusan
    6. kerjasama
    7. interaksi
    8. tinggal dalam suatu rumah


Ciri Struktur Keluarga:
  1. terorganisasi, bergantung satu sama lain
  2. ada keterbatasan
  3. perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing- masing


Struktur Keluarga:
  1. patrilinneal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah
  2. matrilineal, keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu
  3. matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri
  4. patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami
  5. keluarga kawinan, hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.


Peranan Keluarga:
  1. peranan ayah; pencari nafkah, pendidik, pelindung, rasa aman, sebagai kepala keluarga, anggota masyarakat.
  2. peranan ibu; mengurus rumah tangga, pengasuh/ pendidik anak, pencari nafkah tambahan, anggota masyarakat.
  3. peranan anak; peran ppsikososial sesuai tingkat perkembangan, baik mental fisik sosial dan spiritual.



Type Keluarga:
@ keluarga inti (nuclear family) terdiri dari: ayah, ibu dan anaknya dari keturunannya atau adopsi
@ keluarga besar (extended family) keluarga inti +  anggota keluarga lain yang masih ada hubungan darah (kakek, nenek, bibi, paman)






Pengkajian Kesehatan Keluarga “AIDS”

PENGKAJIAN


a. Data umum
1.Nama KK                 :          Tn D
2. Alamat                    :           Kertonatan Kartosuro RT 12, RW 3
3.Pekerjaan                  :           buruh pabrik
4.Pendidikan               :           SMA
5.Komposisi Keluarga :                                                                                                      a.Tn D Laki Kepala Keluarga 45 thn SMA -
b.Ny W Perempuan Istri 40 thn SMP -
c.Sdri L Perempuan Anak 25 thn Mahasiswa 1 rumah
d.Sdri R Perempuan Anak 17 thn Pelajar 1 rumah
6.tipe keluarga             :          nuclear family
7.Suku bangsa            :           keluarga Tuan D termasuk suku bangsa jawa
8.Agama                      :           semua anggota keluarga menganut agama islam

9.Status sosial ekonomi keluarga :
    Dalam keluarga ini yang bekerja yaitu Tuan D sebagai buruh pabrik rokok dengan penghasilan kurang lebih Rp. 800.000/ bulan dan Ny. W sebagai penjaga toko dengan penghasilan Rp 400.000/ bulan, barang yang dimiliki TV bewarna 14 inci, meja kursi, 3 buah tempat tidur, 1 buah motor.

10.Aktifitas rekreasi keluarga :
     Keluarga Tuan D tidak mempunyai waktu dan dana tersendiri untuk pergi ketempat rekreasi.Untuk rekreasi setiap hari adalah dengan nonton TV.


b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga ini masuk pada tahap transisi yang terdiri dari pasangan suami istri dengan 2 orang anak yaitu anak pertama berusia 25 th dan anak kedua berusia 17 th.

2) Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
• Keluarga Tn. D berada pada tahap transisi, dimana belum dapat mempertahankan hubungan sehat dalam keluarga karena Tuan D selalu memaksakan kehendak pada istri, dan anak-anaknya.
• Keluarga Tn. D kurang mampu mempertahankan keintiman komunikasi yang kondusif.

3) Riwayat keluarga inti
• Dalam keluarga Tn. D tidak terdapat riwayat penyakit turunan.
• Tn. D dan Ny. W tidak menderita penyakit menular & kronis, namun perhatian dan pengetahuan terhadap kesehatan kurang karena hidup di lingkungan yang jauh dari perkotaan.
• Saat dilakukan pengkajian pada anak pertama (Sdri. L) menderita penyakit (AIDS).
• Saat pengkajian pada anak kedua (Sdri. R) tidak menderita penyakit apapun.

4) Riwayat keluarga sebelumnya
• Tidak ada riwayat penyakit keturunan dari Tn. D
• Ny. W pernah menderita Thypoid


c. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik lingkungan rumah :
    
Status kepemilikan rumah milik sendiri. Lantai rumah masih dari tanah, jendela rumah ada 3 buah terletak pada tiap kamar, dinding rumah terbuat dari kayu dengan ukuran luas rumah 3 x 6 m/segi, rumah agak rapat dengan tetangga, keadaan lingkungan rumah kotor, keadaan udara didalam rumah agak lembab, kamar mandi dan jamban di luar rumah, jenis air minum yang digunakan adalah dari air sumur, jarak antara sumur dengan jamban pembuangan 15 meter.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
   
Keluarga Tuan D merupakan keluarga pendatang. Hubungan dengan tetangga berlangsung baik, namun keluarga jarang terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan di lingkungannya misalnya pada kebiasaan budaya setempat membantu tetangga yang punya hajat.

3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
     Sejak pernikahan keluarga tidak pernah berpisah dan mereka hidup dalam 1 rumah, kunjungan kerumah keluarga sangat jarang, terutama hanya bila ada acara keluarga saja

4) Sistem pendukung keluarga
    Tuan D, Ny W serta anak R secara umum dalam keadaan sehat




d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
    Pola komunikasi dalam keluarga Tn. D berlangsung kurang baik karena Tn. D tidak pernah memperhatikan keluarga, selain itu Tn. D juga selalu memaksakan kehendaknya kepada isteri dan anak-anaknya, dimana dalam keluarga ini kepala keluarga sebagai pengambil keputusan tunggal.

2) Struktur kekuatan keluarga
     Keluarga kurang responsif terhadap kegiatan yang dilakukan oleh lingkungannya, warga sekitar tidak dapat merubah peilaku Tn. D karena keluarga Tn. D tertutup dengan lingkungan sekitar.

3) Struktur peran
• Masing-masing anggota keluarga berperilaku kurang sesuai dengan perannya
• Tuan D sebagai buruh pabrik belum dapat memenuhi kebutuhan keluarga
• Ny. W sebagai ibu rumah tangga dan patuh kepada suaminya.

4) Nilai atau norma keluarga
     Apabila anggota keluarga ada yang saki, tidak dibawa ke puskesmas terdekat kecuali jika anggota kelurga tersebut dalam keadaan parah.





e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif :
    Dalam keluarga ini kurang tercipta sikap saling menghargai karena dari suami selalu memaksakan kehendaknya kapada isteri dan anak-anaknya serta kepala keluarga tidak pernah bisa menerima pendapat dari anggota keluarganya.

2) Fungsi spesialisasi
    Secara umum, interaksi atau hubungan dalam keluarga kurang baik.

3) Fungsi perawatan kesehatan
(a) Pemenuhan kebutuhan nutrisi :
Keluarga kurang mampu mencukupi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang bergizi.
(b) Pemenuhan kebutuhan pakaian
Keluarga mampu mencukupi kebutuhan pakaian pada seluruh anggota keluarga meskipun secara sederhana.
(c) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga sampai saat ini masih kurang tahu tentang penyebab dan faktor yang mempengaruhi penyakit HIV.
(d) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Keluarga tidak bisa mengambil keputusan yang tepat untuk merawat anggota keluarga (Sdri. L).
(e) Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit :
Keluarga kurang mampu memberikan perawatan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga yang menderita (Sdri. L).
(f) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Keluarga tidak mengetahui tentang pentingnya cara menjaga kebersihan lingkungan rumahnya, terbukti keadaan rumahnya cukup kotor dan berantakan.
(g) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat : keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada, tetapi tidak secara maksimal.
4) Fungsi Reproduksi :
Keluarga Tn D telah menjalankan fungsinya dengan baik yaitu mempunyai dua orang anak. Ny. W telah mengikuti program KB dengan baik.

5) Fungsi Ekonomi :
Dalam keluarga Tn D dengan gaji buruh pabrik yang di terima setiap bulan, keluarga merasa kurang dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan untuk anggota keluarga, karena untuk kepentingan biaya pendidikan untuk anaknya.

f. Stress dan Koping :
   
Keluarga Tn D saat menghadapi masalah terkadang tidak dapat menyeleseikannya secara tuntas dengan keputusan yang di ambil oleh kepala keluarga.

g. Pemeriksaan Fisik
   
Pemeriksaan fisik di lakukan hanya pada anggota keluarga yang sakit atau sdri L, hasil sebagai berikut :
1) Insfeksi :
• Keadaan umum : lemah
• Postur tubuh : kurus
• Kesadaran : Komposmentis
• TB/BB : 163 cm/ 38 kg
• Kepala : Normal
• Leher / Dada : Normal
• Abdomen : Normal
• Ekstrimitas : - tidak ada luka
- gerak motorik terkoordinasi dengan baik
- tidak ada oedema
2) Palpasi
• Kepala : tidak ada benjolan atau kelainan
• Leher : tidak ada pembengkakan pada tyroid dan vena jugularis normal
• Abdomen :
- Tidak ada pembesaran pada hepar
- Tidak teraba adanya massa
- Turgor kulit jelek
• Ekstrimitas :
- Ekstrimitas bawah tidak ada oedema
- Simetris antara kiri dan kanan
- Pergerakan normal
• Nadi : 90 kali/menit dengan frekuensi yang teratur

3) Perkusi pada abdomen terdengar pekak
4) Pemeriksaan penunjang : lab pemeriksaan darah positif virus AIDS.

h. Data Fokus
a. Data Subjektif
·         klien tidak nafsu makan
·         klien mengatakan lemas
·         klien mengatakan gelisah
b. Data  Objektif
·         tampak kurus
·         kesadaran klien komposmentis
·         TB/ BB : 163/ 38
·         Gerak motorik terkoordinir

Harapan keluarga
    Keluarga mengharapkan adanya suatu informasi dari petugas kesehatan tentang masalah kesehatan yang ada dalam keluarganya dan alternatif pemecahan masalah yang terbaik yang harus di lakukan oleh keluarga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar